EDISI.CO – Striker anyar Manchester City, Erling Haaland mengaku ngebet tampil pada laga melawan Manchester United.
Erling Haaland resmi bergabung dengan Man City pada awal musim 2022/2023. Dia dibeli dari Dortmund dengan harga 60 juta euro. Harga yang tampak murah jika melihat rekam jejak striker berusia 21 tahun itu bersama Dortmund.
Erling Haaland diyakini akan membuat Manchester City makin kompetitif. Penyerang dengan tipe Haaland sudah diidamkan manajer Pep Guardiola sejak Sergio Aguero hengkang. City sempat membidik Harry Kane, tetapi gagal.
baca juga: Mantan Pemain Juventus Resmi Jadi Asisten Josep Guardiola
Kedatangan striker Timnas Norwegia itu membuat fans Manchester City begitu antusias. Apalagi, jika mereka membaca kata-kata pertama yang diucapkan Erling Haaland soal lawan yang ingin dihadapi.
Haaland mungkin akan cepat mendapatkan tempat di hati fans Man City. Dalam sebuah wawancara, eks bintang RB Salzburg itu dengan tegas menyebut tim mana yang paling dinantikan untuk dihadapi.
“Saya tidak suka menyebut nama ini, tapi… itu (lawan yang paling ingin dihadapi) Manchester United,” ucap Erling Haaland dikutip dari ESPN.
Manchester United adalah rival utama Man City. Mereka punya rivalitas yang cukup sengit karena berasal dari kota yang sama. Beberapa tahun terakhir, Manchester City bisa disebut berada di atas MU dalam hal prestasi.
baca juga: Sinopsis Film Master Z: The Ip Man Legacy
Pertemuan Haaland dan Tim Setan Merah juga bakal menarik. Sebab, pada masa lalu, sang ayah Alf-Inge Haaland, pernah terlibat rivalitas yang sengit dengan bintang Manchester United yakni Roy Keane. Pada tahun 2000, Keane pernah membuat Alf-Inge cedera.
Erling Haaland punya banyak pilihan saat memutuskan hengkang dari Die Borussen pada akhir musim 2021/2022. Haaland memilih Man City karena faktor Pep Guardiola.
Pertemuan dengan Guardiola di Liga Champions memberinya kesan yang sangat positif.
“Anda melihat sesuatu di TV dan ketika Anda benar-benar bertemu itu benar-benar berbeda,” katanya.
“Saya merasakan itu. Tiba-tiba saya tidak menyentuh bola selama 25 menit dalam permainan. Saya seperti, ‘Tolong, Gundogan, berhentilah bermain tiki-taka sepanjang waktu’. Itulah yang saya ingin menjadi bagiannya,” imbuh Haaland.(*)