EDISI.CO, BATAM- Sebanyak 1.632 orang disiapkan Pemerintah Kota (Pemko) Batam sebagai pendamping untuk mengedukasi masyarakat perihal pencegahan dan penanganan Stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Baca juga: Amsakar Tinjau Kebakaran di Sagulung
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, dalam momen peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2022 di Aula Kantor Lurah Tanjung Piayu, Seibeduk, Selasa (26/7/2022), menekankan peringatan HAN 2022 sebagai momen untuk terus menyiapkan generasi emas yang bebas dari stunting.
Untuk kasus Stunting ini, kata dia, perkembangan anak di Batam jauh lebih baik. Bahkan, Bappenas menunjuk Batam sebagai lokasi percontohan penanganan Stunting.
Baca juga: Layanan PJU Masih Jadi PR Pemko Batam
Untuk menangani Stunting, 1.632 orang tim pendamping yang bertugas mengedukasi pemahaman bahwa anak yang akan lahir harus dijaga, diberikan pelatihan.
“Sekarang, tim sudah terbentuk tenaga pendamping dan kesadaran ibu-ibu sudah muncul serta 21 puskesmas di Batam sudah memahami tugasnya,” kata Amsakar.
Baca juga: Amsakar: Kedai Kopi Ameng Belakang Padang, Perkaya Destinasi Wisata Kuliner Batam
Dengan semua pihak bergerak, ia optimistis penanganan Stunting di Batam akan berjalan sesuai rencana. “Penanganan Stunting tidak bisa dikerjakan sendiri, semua harus bekerja bersama-sama,” tutupnya.