EDISI.CO, MAGELANG– Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah kembali dibuka. Pembukaan kembali objek wisata Candi Borobudur ini, juga disertai dengan sejumlah perubahan, utamanya usulan terhadap tiga pihak yang boleh naik di struktur candi, yakni peneliti, pemuka agama dan pejabat atau kepala negara.
Direktur PT Taman Wisata Candi Borobudur, Edy Setijono, seperti termuat dalam laman infopublik.id edisi Jumat 29 Juli 2022, mengatakan pihaknya telah mengajukan usulan tiga pihak yang bisa mendapat izin menaiki bangunan Candi Borobudur, yakni para pejabat atau kepala negara lain yang berkunjung untuk kepentingan diplomasi, pemuka agama untuk upacara keagamaan, dan peneliti untuk kepentingan sains.
Baca juga: UU Kepariwisataan Belum Mengakomodasi Konsep Pariwisata Bahari
Setelah sempat ditutup cukup lama selama pandemi COVID-19, kata Edy, sekarang wisatawan yang datang bisa menikmati berbagai layanan yang disiapkan dan mengagumi keindahan dan kemegahan kawasan itu, bahkan sebelum memasuki dan melihat langsung bangunan Candi Borobudur yang hingga saat ini masih tidak boleh dinaiki.
“Karena pemerintah atau kita semua ingin agar cara menikmati bangunan kemegahan Borobudur itu, tidak harus dengan menyentuh bangunan itu sendiri,” jelasnya di laman yang sama.
Baca juga: Kolaborasi UGM dan Pemkab Serang Kembangkan Wisata Religi Syekh Nawawi Al-Bantani
Setelah Pemerintah melakukan penataan ulang kawasan candi, wisatawan akan mendapatkan pengalaman baru sejak masuk kawasan candi yang terletak di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah itu, tanpa harus menaiki bangunan candi.
“Jadi experience (pengalaman) itu sudah bisa dinikmati (wisatawan) sejak masuk ke kawasan (candi Borobudur, red). Pemerintah sudah melakukan revitalisasi pembangunan infrastruktur, perbaikan jalan, koridor sampai ke dalam area Candi,” ujar Edy.
Penataan ulang antara lain dengan melebarkan koridor jalan menuju arah candi dan menyiapkan banyak ruang terbuka (open space), sehingga pengunjung bisa melihatnya secara jelas sejak melewati pintu masuk.
Baca juga: Citayam Fashion Week Sangat Brilian, Kata Sosiolog UGM
“Fasilitas juga kita sediakan, termasuk semakin banyak open space (ruang terbuka) di dalam ya wisatawan tidak harus langsung ke lokasi candi, tetapi dia bisa melihat menikmati keindahan taman yang kehijauan dan kebersihannya,” katanya.
Tak hanya itu, dengan wajah baru itu, para pengunjung atau wisatawan juga bisa bereksperimen dengan beberapa fasilitas yang ada di dalam kawasan Candi Borobudur, seperti beberapa museum yang ada di dalamnya, seperti museum Karmawibhangga yang penting tentang koleksi-koleksi arkeologikal yang bisa di ujung juga ada museum Samudra raksasa yang dibuat dengan konsep digital.
Sementara itu Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendekbud), Restu Gunawan, menambahkan upaya yang telah dilakukan pengelola Candi Borobudur bertujuan untuk meminimalisir jumlah orang yang naik ke struktur bangunan candi.
Selain untuk konservasi bangunan Candi, upaya itu diharapkan bisa berpengaruh terhadap penilaian yang dilakukan oleh UNESCO, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membidangi sektor Pendidikan dan Kebudayaan terhadap warisan budaya dunia tersebut.
“Mudah-mudahan Ketika UNESCO memberikan penilaian (terhadap Candi Borobudur), itu bisa memberikan nilai positif,” pungkasnya.