EDISI.CO, SERANG– Kolaborasi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan pemerintah kabupaten (Pemkab) Serang akan menghadirkan wisata religi Syekh Nawawi Al-Bantani. Wisata religi di Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Serang, Banten ini dalam bentuk pengembangan Islamic Center Syekh Nawawi al-Bantani.
“Kita ingin menghadirkan kembali sejarah Syekh Nawawi sebagai sarana pendidikan dan sumber inspirasi generasi kini,” kata Dosen Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana UGM, Achmad Munjid, dalam presentasinya di ruang balai kota kantor Pemkab Serang, Selasa (26/7) seperti termuat dalam laman ugm.ac.id edisi Kamis, 28 Juli 2022.
Baca juga: Pemprov Kepri MoU Bersama Republic Polytechnic Singapore dan Temasek Foundation
Masih di laman yang sama, Syekh Nawawi merupakan seorang ulama besar Indonesia yang dikenal luas di Timur Tengah dan Eropa bahkan pernah menjadi imam Masjidil Haram Arab Saudi. Ulama dan intelektual kelahiran Banten ini juga dikenal produktif menulis berbagai kitab.
Sedikitnya ia sudah menulis sedikitnya 115 karya yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir dan hadis. Pria kelahiran Serang, Banten ini meninggal di Mekah pada tahun 1897 pada usia 84 tahun.
Munjid megusulkan kepada Pemkab Serang untuk membangun Islamic Center di Desa Tanara agar menjadi pusat preservasi, riset dan komunikasi tentang sejarah Syekh Nawawi dan pusat studi Islam secara luas.
Baca juga: Polibatam jadi PTN Vokasi Pertama Punya Program Profesi Insinyur
Menurutnya, ada beberapa peninggalan tokoh tersebut di Desa Tanara, yakni peninggalan masjid Jami’ Tanara, rumah tempat lahir, lokasi tempat ia belajar dan menulis kitab.
“Kita ingin mendorong revitalisasi sejarah lisan seputar Syekh Nawawi lewat para akademisi, ulama senior, tokoh, dan budayawan melalui revitalisasi semua peninggalan beliau di Tanara,” ungkapnya
Pembangunan museum sejarah Syekh Nawawi ini menurut Achmad Munjid sangat penting dan relevan untuk dikenal luas oleh generasi sekarang ini sebab pada abad ke-19 di Serang telah muncul ulama dengan karya dan pengaruh berkelas global. “Apa yang bisa diraih generasi Banten dan Indonesia pada abad 21? Ini, inspirasi masa silam dan aspirasi masa depan agar kita selalu sadar sejarah untuk mengukir sejarah,” katanya
Baca juga: 27 TKI di Hongkong Lulus Sarjana di Universitas Terbuka
Pembangunan kawasan wisata religi Syekh Nawawi ini menurutnya bertujuan untuk mengelola khazanah Islam di tanah air melalui pemahaman terhadap sejarah tokoh Islam Nusantara. Ia menilai pembangunan wisata religi ini bisa bekerja sama dengan universitas dan lembaga akademik di Banten dan kampus-kampus yang memiliki prodi relevan terhadap pusat kajian Islam.
“Sebagai pusat riset, kajian, pengembangan dan penopang agar museum Syekh Nawawi menjadi mitra akademik lembaga pendidikan dan pusat edukasi masyarakat yang efektif,” katanya.
Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa, mengatakan ingin menjadi Tanara sebagai pusat kawasan wisata religi mengenang tokoh Islam kelahiran Serang, Banten.
“Kita ingin mengembangkan semacam petilasan Syekh Nawawi Al-Bantani di Tanara menjadi kebanggan masyarakat Banten. Dari membangun Islamic Center, masjid, dan pusat kajian selain keberadaan wisata pantai dan pemandangan alam yang ada di sana,” ungkapnya.
Baca juga: ITS dan Kemensos Ajarkan Pemuda Papua Buat E-Trail
Meski ada keinginan dari Pemkab Serang untuk membangun kawasan wisata religi, namun hal itu perlu diikuti dengan mengubah pola pikir masyarakat untuk sadar pariwisata. ”Mengubah cara berpikir masyarakat tentang pentingnya berwisata sangat penting,” katanya.
Staf Ahli Bupati Serang, Bimo, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan UGM melalui program KKN PPM melakukan pemberdayaan masyarakat Tanara untuk meningkatkan edukasi warga terkait pengembangan wisata religi.
Pengembangan pusat kajian karya Syekh Nawawi al-Bantani untuk menambah nilai daya tarik wisata. Kegiatan pengembangan wisata religi ini dikaitkan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,” paparnya.