
Edisi/infopublik.id/antara
EDISI.CO, SERUMPUN– Ancaman non tradisional seperti krisis energi, krisis pangan menjadi ancaman yang mungkin saja akan terjadi di kawasan ASEAN. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, mengatakan ancaman non tradisional tersebut jangan dilupakan di tengah situasi tantangan keamanan, karena isu terkait pangan dan energi sangat terkait dengan kepentingan rakyat.
Baca juga: 12 WNI Korban Penipuan di Kamboja Pulang ke Tanah Air
Retno dalam pertemuan ARF di Phnom Penh, tanggal 5 Agustus 2022, mengatakan kemungkinan hal itu dapat terjadi. Demikian juga ketegangan yang ada saat ini di berbagai bagian dunia dapat meningkat dan memburuk.
Untuk itu, Retno mendorong terus perkuat dialog dan paradigma kolaborasi. memperkuat penghormatan terhadap hukum-hukum internasional juga harus dilakukan.
Baca juga: Rudal Kembali Hantam Ibu Kota Afghanistan, 8 Orang Tewas
“Jangan melupakan bahwa selain menghadapi tantangan tradisional terkait keamanan, dunia tidak boleh lupa mengenai tantangan non-tradisional. Tantangan ini penting untuk terus diatasi melalui kerja sama karena menyangkut langsung kepentingan rakyat,” kata Retno seperti dimuat dalam laman kemlu.go.id edisi 5 Agustus 2022.
Para Menlu peserta ARF menegaskan urgensi ARF tetap menjadi forum yang berperan dalam meningkatkan saling pengertian dan saling percaya serta transparansi di kawasan.
Baca juga: 28 PMI Sakit Dipulangkan Dari Malaysia, Salah Satunya Lumpuh
Pertemuan juga telah mengadopsi beberapa dokumen, termasuk ARF Statement to Promote Peace, Stability and Prosperity in the Region through Preventive Measures. Dalam dokumen ini, Indonesia berhasil untuk pertama kalinya membuat rujukan AOIP di dalam ARF.
Statement mengakui pentingnya prinsip dan tujuan AOIP di dalam ARF. Indonesia akan terus bangun kesadaran mitra mengenai pentingnya AOIP, termasuk nantinya dalam pemajuan kerja sama nyata di ARF berdasarkan area prioritas AOIP.