
Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar (Kanan)-Edisi/BBI.
EDISI.CO, BATAM– Direktorat Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Badan Pengusahaan (BP) Batam tengah menyiapkan infrastruktur untuk persiapan menuju perubahan proses bisnis di Pelabuhan Batu Ampar yang rencananya mulai akan di terapkan pada tahun 2024 mendatang. Perubahan proses bisnis dengan sistem modern seperti yang sudah diterapkan internasional.
“Di seluruh dunia, ketika barang datang ke pelabuhan, akan masuk ke container yard. Kalau di Batam tidak, sebagian besar langsung keluar dan masuk. Karena saat ini masih konvensional. Nah kita akan meniru pengelolaan seperti pelabuhan lain,” tutur Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar.
Baca juga: Business Matching Indonesia-Singapura Digelar di Batam
BP Batam juga sudah membeli satu unit container crane dari Korea Selatan (Korsel). Dendi menjelaskan, dengan alat yang baru dibeli seharaga Rp123 miliar ini, bisa memobilisasi 24 kontainer dalam satu jam. Infrastruktur ini akan ditambah secara bertahap seiring dengan perbaikan sisi lain di pelabuhan ini. Pihaknya menargetkan minimal ada 3 atau 4 alat tersebut di pelabuhan.
“Kalau ini sudah terealisasi, akan meningkatkan efisiensi dan cost logistic jadi lebih murah. Saat ini, dengan alat yang ada, bongkar muat untuk peti kemas hanya bisa dilakukan sekitar 4 sampai 8 peti kemas dalam 1 jam,” tuturnya.
Proses pendalaman alur juga masih terus dikerjakan untuk memenuhi target kedalaman minimal 12 meter (-12) di kawasan pelabuhan sampai Desember 2022 mendatang. Saat ini masih ada bagian pelabuhan yang kedalamannya -6 atau kurang dari 12 meter.
Setelah peningkatan infrastruktur tuntas, Dendi menjelaskan tidak ada lagi kegiatan bongkar muat peti kemas selain dari BP Batam. Sementara untuk non container, masih bisa dilakukan oleh selain BP Batam.
“Perubahan proses bisnis ini ditargetkan bisa berjalan mulai tahun 2024. Kita namakan Terminal Peti Kemas Batam,” kata dia.
Baca juga: Tingkat Pengangguran Kepri Turun, Tertinggi Secara Nasional
Lebih lanjut, Dendi mengatakan perubahan proses bisnis ini juga akan mendorong hadirnya penyesuaian tarif bongkar muat di terminal peti kemas yang dijalankan BP Batam. Meskipun ada penyesuaian tarif, hal tersebut diyakininya tidak akan dikeluhkan pengusaha karena efisiensi yang terjadi melalui perubahan proses bisnis akan ini jauh lebih dirasakan.
Setelah selesai, Dendi menjelaskan aka nada penyesuaian tarif, namun hal itu tidak akan berpengaruh karena manfaat dari efisiensi yang diciptakan dari perubahan proses bisnis di terminal peti kemas Batam. Yang semula lama akan menjadi lebih cepat. Kondisi ini jadi jauh lebih baik dibanding sebelumnya.