EDISI.CO, DAERAH– Bupati Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Perdie M. Yoseph, menjadikan Rumah Betang sebagai filosofi utama dalam memimpin Kabupaten Murung Raya. Filosofi itu ia jalankan selama 2013-2018 dan 2018-2023, periode atau masa tugasnya menjadi bupati. Jabatan Perdie akan berakhir pada September 2023 mendatang.
Saat menjadi pembicara dalam sebuah forum dengan tema “Kepemimpinan Berbasis Local Wisdom dalam Membangun Kualitas Sumber Daya Manusia” di Auditorium Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MPA., Gedung Masri Singarimbun, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK UGM) Yogyakarta pada Senin (14/2), Perdie mengatakan terus memegang kuat filosofi Rumah Betang sebagai referensi nilai yang mewujud dalam kebijakan Gerakan Pembangunan Desa (Gerbang Desamo).
Baca juga: Maret 2023, Pemko Batam Gelar Sembako Murah
Meski gerakan pembangunan ini terkadang sama dilakukan oleh pemimpin yang lain, ia menambahkan pada gerakan ini prinsip Manggatang Utus.
Rumah Betang, kata lulusan S2 di Politik Lokal dan Otonomi Daerah UGM ini, adalah satu rumah panjang yang terdiri dari beberapa sekat kamar tidur dan di dalamnya ada satu, dua, tiga atau lebih kepala rumah tangga, bergantung pada panjangnya Rumah Betang yang dimiliki.
Di dalamnya terkandung nilai-nilai persaudaraan atau gotong royong, kesetaraan, hidup beradat dan setiap masalah yang dihadapi diselesaikan secara mufakat.
“Gerakan Membangun Desa dan Menggatang Utus artinya mengangkat harkat martabat masyarakat di Murung Raya. Karena dalam membangun itu kan ada tiga pilar, pemerintah; dunia usaha dan masyarakat. Dan masyarakat ini bisa sebagai subjek dan objek pembangunan,” ucapnya seperti termuat dalam laman ugm.ac.id edisi 14 Februari 2023.
Baca juga: Ramai Isu Penculikan Anak, Disdik Batam Imbau Sekolah Waspada
Masih dalam laman yang sama, menghadirkan Rumah Betang sebagai falsafah lokal, yang mewarnai praktik kebijakan di Kabupaten Murung Raya, hadir sejumlah terobosan di bidang pembangunan. Terobosan ini agar mampu mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera melalui pembangunan perdesaan menuju Murung Raya Emas di tahun 2030.
Secara nyata selama dua periode menjabat bupati, ayah dua anak ini memprioritaskan bidang pendidikan, kesehatan, UMKM dan meningkatkan perekonomian melalui pariwisata budaya.
Di Kabupaten Murung Raya, diluncurkan Program Kartu Murung Raya Cerdas (KMC) mulai tahun 2013. Berupa bantuan uang pendidikan untuk desa/kelurahan. Menyekolahkan 10 orang calon sarjana diploma 3, diploma IV, Program S1 dan S2.
“Program ini bersumber dana dari APBD Kabupaten Murung Raya. Jadi satu mahasiswa dianggarkan 10 juta rupiah per tahun, maka jika itu dikalikan 10 orang per desa dan kemudian dikalikan 116 desa di Murung Raya,” jelasnya.
Baca juga: 4 Sikap Pemerintah Indonesia terkait Penyanderaan Pilot Susi Air
Dalam tulisan yang dibuat oleh Agung Nugroho ini, dijelaskan kalau semua program tersebut Perdie kerjakan dengan konsisten. Mewujudkan terobosan Gerbang Desamu, membangun dari Desa ke Kota dengan tujuan untuk memerdekakan masyarakat Murung Raya dari keterisolasian, memerdekakan masyarakat dari kemiskinan dan kebodohan.
“Ya meskipun urusan kualitas ini tidak harus selalu berkaitan dengan pendidikan. Kalau kita punya pendidikan yang bagus tapi di sisi lain kesehatan tidak kita perhatikan bisa-bisa drop juga. Bisa jadi kita pintar tapi tidak sehat. Karena itu membangun itu idealnya di semua bidang,” imbuhnya.