EDISI.CO, BATAM– Pelaku industri pariwisata Batam melakukan audiensi dengan Dirjen Imigrasi, Silmy Karim di Jakarta pada 4 Desember 2023. Pertemuan ini menjadi ruang menyuarakan secara langsung kegelisahan para pelaku Industri pariwisata yang ada di Batam. Rombongan dipimpin oleh Ketua Kadin Batam yang sekaligus menjadi Ketua Tim Pariwasata Batam, Jadi Rajagukguk.
Jadi menjelaskan pihaknya telah melakukan berbagai pertemuan, dengan pihak pemerintah daerah di Batam dan Kepri, hingga kini belum ada solusi kongkrit atas tarif Visa on Arrival (VOA).
“Kami berharap dapat berdiskusi konstruktif sekaligus mencari solusi terbaik untuk memajukan Industri pariwisata Batam,” kata Jadi dalam keterangan yang diterima.
Pemberlakuan Visa on Arrival (VOA) terhadap wisatawan mancanegara menjadi momok yang memberatkan para turis yang punya niat menyambangi Batam. Banyak pelaku Industri pariwisata yang sudah sejak lama mengeluhkan persoalan ini.
Pasca berakhirnya Pandemi Covid-19 yang hampir tiga tahun menghantam berbagai sendi ekonomi, termasuk sektor pariwisata, semua pihak berharap pemulihan segera bisa direalisasikan dengan berbagai treatment baru terhadap Industri pariwisata ini. Namun spirit kebangkitan pariwisata sepertinya kontraproduktif terhadap berbagai fakta yang terjadi di lapangan.
Baca juga: Marapi Erupsi, Operasional Bandara Internasional Minangkabau Berjalan Normal
Industri Pariwisata Batam terpukul dengan meroketnya harga tiket Ferry penyebrangan Batam-Singapura dan Batam-Malaysia. Kondisi ini semakin diperparah dengan pemberlakuan Visa on Arrival (VOA) sebesar Rp500.000 setiap kunjungan ke Batam.
Jadi menjelaskan pariwisata adalah salah satu sendi kehidupan ekonomi di Batam. Kota Batam menempati urutan ke-3 kunjungan wisatawan setelah Jakarta dan Bali. Namun sejak diberlakukannya VoA, kunjungan turis mancanegara ke Batam itu jauh berkurang. Mereka lebih memilih alternatif ke Johor, Malaysia dan Thailand atau Vietnam. Karena menganggap biaya ke Batam itu mahal.
Dirjen Imigrasi, Silmy Karim, mengatakan pihaknya sudah menyampaikan surat ke Kementrian Keuangan perihal upaya penurunan tarif VoA agar turun sebesar 50 persen yakni menjadi Rp250.000.
“Semoga awal tahun depan sudah ada keputusan terbaik yang bisa membuat kita tersenyum bahagia. Kita berjuang bersama mewujudkan Kota Batam yang ramah dan murah bagi wisatawan namun tidak murahan. Agar perekonomian Batam semakin maju di masa depan.”