
Ilustrasi Twitter. Dok; Ist.
EDISI.CO, INTERNASIONAL- Taliban mulai menggunakan fitur verifikasi berbayar Twitter, di mana beberapa akun pejabat Taliban kini memiliki centang biru.
Sebelumnya, centang biru ini diberikan setelah verifikasi Twitter untuk akun-akun yang dinilai aktif, terkenal, dan otentik dan tidak bisa dibeli.
Baca juga: Ini Penyebab Jatuhnya Pesawat Yeti Airlines yang Tewaskan 68 Penumpang di Nepal
Tapi sekarang, pengguna bisa membelinya melalui layanan baru Twitter Blue.
Dikutip dari BBC, Rabu (18/1), sedikitnya dua pejabat Taliban dan empat pendukung mereka di Afghanistan menggunakan akun centang biru.
Baca juga: ExxonMobil Sudah Prediksi Perubahan Iklim Sejak 50 Tahun Lalu
Kepala departemen Taliban bidang informasi, Hedayatullah Hedayat kini memiliki akun bercentang biru. Akunnya memiliki 187.000 pengikut dan secara rutin mengunggah informasi terkait pemerintahan Taliban. Menurut laporan media lokal Afghanistan, centang biru akunnya dihapus bulan lalu, tapi kini telah kembali.
Kepala pemantau media Kementerian Informasi dan Kebudayaan Afghanistan, Abdul Haq Hammad juga memiliki centang biru di akun Twitternya yang memiliki 170.000 pengikut.
Beberapa pendukung Taliban yang terkenal juga memiliki akun centang biru.
Pejabat Taliban, Muhammad Jalal memuji Elon Musk, pemilik baru Twitter, yang menurutnya telah membuat platform media sosial itu menjadi lebih baik lagi.
Layanan Twitter Blue ini diperkenalkan pada Desember lalu. Biayanya USD8 atau sekitar Rp121.000 per bulan. Biayanya naik menjadi USD11 atau sekitar Rp166.000 jika menggunakan Twitter di perangkat Apple.
Menurut Twitter, pelanggan Twitter Blue ini mendapat keuntungan dari peringkat prioritas dalam penelusuran, sebutan, dan balasan untuk membantu melawan spam dan bot.
Sebelum kebijakan Twitter Blue ini ada, tidak ada pejabat Taliban yang memiliki akun centang biru.
Pejabat Taliban dan pendukungnya merupakan pengguna aktif Twitter, untuk menyebarkan pesan-pesan mereka.
Twitter tidak menanggapi permintaan komentar terkait isu ini.