Wali Kota Batam, Amsakar Achmad (tiga dari kiri) dalam Rakor Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan-Edisi/ist.
DISI.CO, BATAM– Kota Batam menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi (Rakor) Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Rakor optimalisasi PAD ini dilaksanakan di Harmoni One Hotel mulai Selasa (30/9/2025).
Ada lebih dari 400 peserta yang ikut dalam Rakor optimalisasi PAD ini. Mereka berasal dari 21 provinsi, 247 kabupaten, dan 76 kota.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Batam, Raja Azmansyah, mengatakan Rakor optimalisasi PAD ini merupakan amanah dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menunjuk Batam sebagai tuan rumah. Berlandaskan Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Direktur Pendapatan Daerah Kemendagri, Teguh Nartomo, hadir dalam Rakor optimalisasi PAD ini. Hadir juga sejumlah narasumber yang membahas strategi optimalisasi PAD dan implementasi KPBU daerah dengan dukungan lembaga keuangan.
“Bapenda Batam juga akan berbagi pengalaman dalam mengelola PAD. Harapannya, forum ini jadi ajang belajar bersama sekaligus memperkuat sinergi antardaerah,” kata Azmansyah.

Hadir membuka Rakor optimalisasi PAD ini, Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menekankan pentingnya sinergi antar daerah demi kemandirian fiskal. Optimalisasi PAD merupakan agenda strategis di tengah ketergantungan banyak daerah terhadap dana transfer pusat.
Amsakar juga menuturkan bahwa Kota Batam masuk sembilan besar daerah dengan kemandirian fiskal yang baik. Hal ini terlihat pada postur APBD 2026 Kota Batam yang lebih banyak bersumber dari PAD. Dari target APBD 2026 sebesar Rp4,7 triliun, sekitar Rp2,5 triliun diproyeksikan bersumber dari PAD.
“PAD Batam sudah menyumbang lebih dari 50 persen dan menjadi penopang utama pembangunan kota.”
Amsakar berharap rakor ini menjadi wadah berbagi strategi dan inovasi antar daerah, sekaligus menyamakan pola pikir, menyusun langkah konkret, dan memperkuat kolaborasi.
Baca juga: Nan Tongga Hotel Lunasi Pajak, Bapenda Batam Cabut Spanduk Peringatan
“Dengan sinergi ini, setiap daerah dapat menggali potensi tanpa mengabaikan keadilan dan kepatuhan. Substansi pertemuan ini diharapkan menjadi benang merah bagi pola sikap dan tindakan yang bisa diterapkan di daerah masing-masing,” tutupnya.
Lebih lanjut, Amsakar menjelaskan Batam juga memperkuat sektor pariwisata sebagai penopang ekonomi. Menjadi satu dari 10 kota dengan destinasi MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) utama di Indonesia.
Tahun 2024, Batam dikunjungi oleh 1,3 juta wisatawan mancanegara (Wisman). Di tahun yang sama, ada 3,3 juta wisatawan domestik yang mengunjungi Batam. Berbagai event internasional juga digelar di sini, mulai dari kejuaraan bulutangkis tiga negara, hingga festival musik lintas budaya.

Ia menambahkan, kehadiran peserta rakor dari berbagai daerah menambah citra Batam sebagai kota tujuan pertemuan berskala nasional sekaligus mendorong perputaran ekonomi.
Amsakar juga memaparkan keunikan tata kelola Batam yang memiliki dua entitas, yakni Pemko Batam dan Badan Pengusahaan (BP) Batam. Setelah terbit PP 62/2019 yang menetapkan Wali Kota sekaligus sebagai Ex-Officio Kepala BP Batam, keduanya kini berjalan seiring.
Dengan pembagian peran, Pemko fokus pada layanan publik, sedangkan BP Batam menangani investasi dan pengembangan ekonomi. Sinergi ini diyakini memperkuat daya saing sekaligus mendongkrak PAD.