EDISI.CO, NASIONAL- Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Filipina, Ferdinand Romualdez Marcos Jr menyepakati penguatan kerjasama bilateral di lima sektor. Kelima sektor tersebut adalah pariwisata, perdagangan dan investasi, infrastruktur, pertahanan serta kebudayaan dan pendidikan.
Dilansir dari laman setkab.go.id, penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kedua negara di sejumlah sektor itu digelar di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/9/2022).
Baca juga: Akses Bantuan Subsidi Energi dan Potensi Maladministrasi Subsidi BBM
Pertama, Presiden Jokowi mendorong peningkatan volume perdagangan antara kedua negara secara signifikan. Perdagangan Indonesia-Filipina tercatat meningkat sebesar hampir 50 persen.
“Indonesia secara khusus mendorong peningkatan ekspor produk makanan dan minuman, farmasi, serta produk kelapa dan rumput laut. Saya mengajak Filipina untuk terus mengembangkan potensi perdagangan dan juga konektivitas di wilayah perbatasan. Saya mengusulkan revitalisasi jalur Kapal RoRo Bitung-Davao dan membuka jalur penerbangan Manado-Davao,” imbuhnya.
Baca juga: Sambut Presiden Filipina di Istana Bogor, Jokowi Ajak Marcos Jr. Tanam Pohon Kayu Ulin Bersama
Kemudian, kedua pemimpin juga membahas mengenai peningkatan intensitas kerja sama infrastruktur dan industri strategis. Jokowi menyampaikan, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia sudah ikut serta dalam program pembangunan di Filipina. Ia berharap ke depan semakin banyak perusahaan Indonesia yang dapat ikut dalam pembangunan di Filipina.
Ketiga, kedua negara mendorong penguatan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan untuk keselamatan dan keamanan perairan di wilayah perbatasan.
“Saya sangat menghargai telah dilakukannya penandatanganan Agreement on Cooperative Activities in the Field of Defense and Security. Saya senang kita telah memperbarui Trilateral Cooperative Arrangement (TCA) antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia, karena sangat penting dalam mengamankan jalur perairan dari ancaman penyanderaan dan penculikan,” sambung Jokowi.
Keempat, Presiden Jokowi dan Presiden Marcos Jr. juga membahas mengenai kerja sama kawasan. Jokowi mengingatkan pentingnya memperkokoh sentralitas dan kesatuan ASEAN. Indonesia ingin memastikan agar ASEAN terus menjadi lokomotif stabilitas perdamaian dan kemakmuran kawasan, serta harus mampu mengatasi berbagai tantangan ke depan dan memperkokoh penghormatan terhadap Piagam ASEAN.
Terakhir, kedua pemimpin negara membahas terkait penguatan kerja sama perbatasan. Presiden mengungkapkan bahwa kedua negara sepakat meninjau kembali dua perjanjian pengamanan perbatasan agar terus relevan bagi masyarakat di perbatasan, yaitu Revised Border Crossing Agreement dan Border Patrol Agreement.
“Kita juga berkomitmen mempercepat perundingan delimitasi batas landas kontinen berdasarkan UNCLOS 1982,” pungkas Jokowi.
Sementara, Presiden Ferdinand Marcos Jr. menyampaikan apresiasi atas bantuan dan keterlibatan sejumlah BUMN Indonesia dalam berbagai program infrastruktur di Filipina.
“Kami berterima kasih kepada Indonesia atas bantuan dan keterlibatan Indonesia dalam program infrastruktur dari pendahulu saya, Presiden Duterte, dan komitmen mereka yang berkelanjutan, tidak hanya untuk melanjutkan program ini, tetapi untuk meningkatkan volume dan kedekatan antara kedua negara kita,” ujar Marcos Jr.
Sumber: setkab.go.id