EDISI.CO, OLAHRAGA- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menyusun standar operasional prosedur (SOP) penanganan kesehatan untuk penyelenggaraan pertandingan sepak bola.
Zainudin menjelaskan, nantinya SOP kesehatan tersebut harus dipatuhi oleh semua tim dan penyelenggara pertandingan sepak bola.
“SOP penanganan kesehatan yang dikaitkan dengan pengamanan yang kita sadari selama ini masih jadi kekurangan kita,” ucap Menpora dalam konferensi pers, Kamis (6/10), seperti termuat dalam laman Kemenpora.
Baca juga: Komdis PSSI Jatuhkan 3 Sanksi ke Arema FC: Denda Rp250 Juta hingga Larangan Main Kandang
“Jadi, standarnya oleh teman-teman Kementerian Kesehatan akan segera (dibuat) dan oleh PSSI akan disosialisasikan. Jadi, setiap penyelenggaraan pertandingan harus ada itu,” sambung Zainudin.
Menurutnya, keputusan itu diambil usai menggelar rapat koordinasi evaluasi penyelenggaraan sepak bola Tanah Air buntut insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 131 penonton.
Baca juga: Rio Waida Jadi Atlet Pertama RI Lolos Championship Tour 2023
Menpora mengungkapkan, SOP tersebut diperlukan agar penyelenggara dapat memenuhi fasilitas kesehatan tiap gelaran pertandingan. Oleh karenanya, jika terjadi insiden tertentu, penyelenggara dapat memberikan bantuan kesehatan yang optimal.
Ia juga menambahkan, PSSI diberi pekerjaan rumah untuk mensosialisasikan aturan FIFA dan aturan PSSI terkait pengamanan pertandingan. Menurutnya, sosialisasi tak hanya akan disampaikan untuk Polri, tapi juga pemerintah daerah (pemda) sebagai pemilik stadion pertandingan.
“Sehingga semua tahu apa yang boleh, dan tidak boleh. Itu semua akan dibuat dan disosialisasikan,” tuturnya.
Menpora juga meminta kerja sama semua elemen suporter klub sepak bola Tanah Air untuk menciptakan kondusifitas.Dalam pandangannya, komitmen para suporter untuk tak saling memprovokasi dalam tiap laga sepak bola dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kerusuhan.
“Kita tidak ingin menempatkan, memposisikan suporter hanya sebagai konsumen. Tapi mereka bagian ekosistem sepak bola nasional,” pungkasnya.