EDISI.CO, NASIONAL- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan optimis Indonesia akan dapat menjadi negara maju atau berpendapatan tinggi pada 2030 mendatang. Pendapatan per kapita ditaksir rata-rata USD 10 ribu per tahun pada 2030.
“Hari ini pendapatan per kapita kami mencapai USD 4 ribu per tahun, dan kami berharap nilai tersebut bisa meningkat menjadi sekitar USD 10 ribu per tahun pada 2030 mendatang,” katanya, dikutip dari laman Kemenko Marves, Sabtu (12/11).
Baca juga: Kemenperin Segera Luncurkan Indeks Parameter Kinerja Industri Nasional
Untuk itu pertumbuhan ekonomi per tahun harus berada pada kisaran 5,5 sampai 6,5 persen.
Adapun guna mencapai target tersebut, Luhut menyebut Indonesia akan melanjutkan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi di tengah berbagai tantangan secara global.
Indonesia juga tengah mendorong transformasi ekonomi agar tidak hanya berdasar pada komoditas dengan melakukan hilirisasi sehingga tercipta nilai tambah.
Adapun terkait hilirisasi nikel untuk dijadikan baterai mobil listrik, dia mengatakan Indonesia akan memulai produksi paling lambat kuartal III-2024 bekerja sama dengan CATL atau LG. Sementara itu, pertemuan dengan CEO Tesla CEO Elon Musk di perhelatan Presidensi G20 Indonesia masih belum dapat dipastikan.
“Kita juga terus meningkatkan efisiensi perekonomian melalui digitalisasi. Indonesia memiliki katalog elektronik berisi produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk pengadaan barang pemerintah,” kata Luhut.
Menurut Luhut, berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), penggunaan produk UMKM untuk program pengadaan pemerintah melalui katalog elektronik akan menambah lapangan kerja hingga 2 juta dan menambah pertumbuhan ekonomi hingga 1,7 sampai 2 persen secara tahunan.
Pemerintah juga akan terus menyalurkan dana desa yang mencapai rata-rata Rp1 miliar per tahun per desa untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
Di samping itu pemerintah juga akan memitigasi dampak perubahan iklim melalui berbagai upaya untuk menurunkan emisi karbon dioksida dan transisi energi yang terjangkau