
Bill Gates. Dok; Ist.
EDISI.CO, TEKNOLOGI– Bill Gates diam-diam ternyata mengamati gaya kepemimpinan Elon Musk. Dikutip dari Insider, Rabu (28/12), Gates menyebut bahwa Elon Musk telah mengadopsi gaya pengambilan keputusan “seat of the pants” di Twitter. Apa itu seat of the pants?
Menurut Cambridge Dictionary, seat of the pants adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan hanya dengan menggunakan pengalaman diri sendiri dan mempercayai penilaian diri sendiri.
Baca juga: KoinWorks sebut Salurkan Pendanaan Rp 8 Triliun ke UMKM di 2022
Hal itu menurut Gates justru memperburuk polarisasi digital. Pasalnya, tidak jelas apakah tantangan untuk mengatasi polarisasi digital tergantung pada penilaian manusia atau rekayasa.
“Saya pikir, tentu saja, situasi Twitter sedang diaduk-aduk. Itu, alih-alih serangkaian tindakan objektif yang dilakukan oleh sekelompok besar orang, Anda seperti melihat aktivitas jenis seat of the pants dalam kepemimpinan,” kata Gates.
Baca juga: Ciri-ciri HP Harus Ganti Baru, Cek Tanda-tandanya!
Filantropis itu menambahkan bahwa platform media sosial perlu memperhatikan apa yang menyebabkan kesalahpahaman tentang keamanan vaksin atau apa yang memicu kerusuhan.
Twitter dan perwakilan Gates tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Insider yang dibuat di luar jam operasional normal AS.
Komentar Gates muncul ketika laporan menyarankan Musk meminta eksekutif, pengacara, dan insinyur dari beberapa bisnisnya yang lain, serta sepupu dan penggemarnya, untuk bekerja di Twitter.
Ribuan karyawan, termasuk bos senior, telah keluar dari Twitter setelah serangkaian PHK, pemecatan, dan pengunduran diri, dan keluar untuk meninggalkan perusahaan dengan tim yang kurang. Keputusan Elon Musk ini tentu mendapat banyak kritikan.
Musk, yang menjalankan empat perusahaan lain, termasuk SpaceX dan Tesla, telah berada di bawah pengawasan manajemen Twitter sejak mengakuisisinya pada akhir Oktober. Menurut temuan Network Contagion Research Institute, tidak lama setelah itu, beberapa perusahaan mulai menangguhkan iklan mereka di Twitter karena khawatir akan moderasi konten di situs tersebut.