Industri Kapal Tambelan Tahun 1900, Catatan dari Cecil Boden Kloos

EDISI.CO, KEPRI– Pulau Tambelan pernah menjadi tempat pembuatan kapal di sekitar tahun 1900. Catatan tentang kegiatan masyarakat Tambelan yang saat ini secara administrasi berada dalam naungan Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) didapat Sekretaris Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Provinsi Kepri, Aswandi Syahri.

Ia tuangkan dalam tulisan berjudul “Datuk Kaya dan Industri Kapal di Pulau Tambelan tahun 1900” pada laman jantungmelayu.com awal Februari 2022 lalu.

Baca juga: Rumah Dinas BP Batam Dijadikan Kos dan Dipinjam Pakai

Aswandi mendapatkan catatan tentang kegiatan masyarakat Tambelan membuat kapal dari laporan seorang ahli botani dan fauna asal inggris, Cecil Boden Kloos. Cecil pernah menjadi Direktur Raffles Museum Singapura pada 1923 dan pernah berlayar menjelajahi kawasan Pulau Tujuh, Kepri pada tahun 1900.

Berikut catatan tentang industri kapal yang dituangkan Aswandi merujuk pada laporan Cecil Boden Kloos yang dipublikasikan dengan judul “Note on a Cruise IN THE Southern China Sea” dan dimuat dalam Journal of The Straits Branch Royal Asiatic Society edisi bulan Januari 1904:

“Di tepi pantai sekitar pelabuhan kampung ini, terdapat dua puluh hingga tiga puluh perahu layar jenis schooner buatan penduduk setempat: semua perahu itu tampaknya milik masyarakat kampung tersebut. Dengan schooner itulah seluruh kegiatan perdagangan dilakukan dan semua yang dihasilkan daerah ini kadang-kadang dikapalkan langsung ke Singapura.

Pembuatan kapal menjadi industri terbesar kampung itu, dan kami melihat setengah lusin atau lebih kapal berukuran Panjang tiga puluh hingga empat puluh kaki. Seluruhnya dalam tahap penyelesaian.

Kapal-kapal itu dibangun menggunakan kayu cenghai (cengal) dan kayu merbau setempat. Seluruhnya diperkuat dengan pasak-pasak kayu. Setiap perahu tampaknya dikerjakan oleh sejumlah laki-laki secara bergotong-royong dan membutuhkan waktu dua tahun atau lebih untuk menyelesaikannya. Mula-mula beberapa kerangka perahu dibangun, dipasangkan dinding papan, dan setelah itu bingkai lainnya dipasangkan sehinggalah menjadi cukup kuat.

Baca juga: 5 Titiak Jalan yang Akan Ditingkatkan BP Batam pada 2023

Kami diberitahu bahwa sebuah perahu dengan ukuran 33 kaki (berbobot 10 ton) lengkap, harganya $ 350. Semuanya dibangun menggunakan bahan yang baik dan kuat.

Bagaimana pun, sampan kolek penduduk setempat (Kolek Tambelan), adalah sesuatu yang indah: dibuat dengan kokoh menggunakan dua jenis kayu keras yang warnanya berbeda: terdiri dari kayu putih dan coklat tanpa sebatang paku, dengan bagian haluan yang mencuat ke atas dan bagian buritan dihiasi dengan lukisan kepala burung, tepat di bawah sauk penyangga layarjib dan tiang layar. Semua itu adalah hasil kerja yang indah dari seorang tukang yang mahir dan cekatan”