EDISI.CO, BATAM– Aliansi Pemuda Melayu menilai tidak direlokasinya warga 16 kampung di Pulau Rempang adalah solusi terbaik dalam pengembangan Pulau Rempang ke depan. Solusi terbaik dengan tetap mempertahankan kampung-kampung yang telah dihuni masyarakat Melayu secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu ini, akan menjaga dan memperkaya khazanah Melayu seiring majunya kawasan Rempang dan sekitarnya nanti.
Sebaliknya, ketika masyarakat harus pindah, maka peradaban dan tempat bertumbuhnya adat istiadat Melayu di pesisir ini hilang.
“Bagi kami solusi terbaiknya adalah tidak ada relokasi. Maka kami menuntut dan menolak relokasi bagi warga kami di Rempang,” kata Koordinator Umum Aliansi Pemuda Melayu, Dian Arniandi pada Senin (21/8/2023).
Baca juga: Kepala BP Batam dan Warga Rempang akan Bertemu
Dian melanjutkan, ancaman hilangnya peradaban Melayu sudah di depan mata akibat rencana pemangunan Pulau Rempang. Sementara itu tidak ada solusi yang berpihak pada terjaganya tempat adat dan budaya Melayu berkembang, di kampung-kampung di pesisir Batam seperti Pulau Rempang dan Galang ini.
Terkait rencana pemerintah yang akan membangun pemukiman uuntuk masyarakat Rempang dan Galang yang terdampak, bagi mereka hal tersebut bukan solusi.
“Bagi kami itu bukan solusi, makanya terjadi keresahan di masyarakat,” kata Dian lagi.
Koordinator Umum Aliansi Pemuda Melayu, Dian Arniandi-Edisi/bbi
Pada prosesnya, Aliansi Pemuda Melayu akan menggelar aksi di depan antor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam Centre, pada Rabu (23/8/2023) besok. Bersama masyarakat dan pemuda dari kampung-kampung yang ada di pesisir, Aliansi Pemuda Melayu membawa empat tuntutan. Yakni:
- Menolak tegas relokasi 16 titik Kampung yang berada di Pulau Rempang dan Galang
- Bubarkan BP Batam
- Menuntut pemerintah mengakui tanah adat dan ulayat
- Hentikan intimidasi terhadap masyarakat menolak relokasi kampung di Rempang dan Galang
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, meminta warga Pulau Rempang dan Galang paham tujuan negara. Bahlil mengatakan relokasi adalah cara terbaik agar investasi di Pulau Rempang bisa berjalan.
“Relokasi merupan cara terbaik agar investasi berjalan kalau tidak, investasi akan lari ke negara lain,” kata Bahlil di Batam pada Minggu (13/8/2023) sore.
Padahal, saat bertemu warga Pulau Rempang di Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Bahlil mengaku mengerti betul apa yang dirasakan warga Rempang. Namun demikian, ia juga meminta masyarakat Pulau Rempang untuk mengerti apa yang menjadi tujuan negara.
“Saya mengerti betul apa yang menjadi aspirasi rakyat, tapi mohon juga mengerti apa yang menjadi tujuan negara. Saya datang hari ini dengan niat satu, mau baik,” tutur Bahlil di hadapan masyarakat yang datang ke Kantor Kecamatan Galang.
Dalam kunjungannya ke Batam, Bahlil mengatakan dirinya bersama Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad dan Wali Kota sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, melakukan peninjauan ke Pulau Rempang. Pulau yang telah dihuni masyarakat sejak ratusan tahun lalu ini akan jadi lokasi investasi dari hilirisasi pasir Kuarsa dan pasir silika pabrik kaca terbesar dunia setelah China.
Pengembangan pulau akan menghadirkan investasi sebesar USD11,5 miliar.
“Saya bersyukur pas tiba (Tiba di Pulau Rempang) mendapat mendapat hadiah, disambut masyrakat dengan spanduk (spanduk penolakan penggusuran), dan saya tahu betul masyarakat yang minta, tapi investasi harus tetap berjalan dan menghargai hak-hak masyarakat,” kata Bahlil.
Baca juga: Warga Tolak Penggusuran, Pemerintah akan Pertimbangkan Aspirasi Warga Rempang Galang
Bahlil juga mengatakan warga akan mendapatkan rumah tipe 45 di tanah seluas 200 hektar.
“Ada permintaan mereka (warga) yang bisa diakomodir dan tak bisa terakomodir, karena semua harus ada win-win terbaik. Relokasi kepada yang telah disiapkan BP Batam.”
Di hadapan Bahlil, warga rempang menegaskan tidak ingin kampung-kampung yang menandai sejarah peradaban mereka digusur. Mereka tidak menolak pembangunan, namun tidak ingin jejak mereka hilang.
Spanduk bertuliskan penolakan penggusuran menyambut kedatangan Bahlil dan rombongan.