Edisi/ Ilustrasi, dok; ist.
EDISI.CO, NASIONAL- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya mendorong masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kemampuan literasi. Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, peningkatan angka melek aksara menjadi modal penting untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, Nadiem Anwar juga menuturkan, saat ini peningkatan angka melek aksara sudah mencapai 99 persen. Hal itu disampaikaannya saat menghadiri puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2022 di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Kamis (8/9).
Baca juga: Pimpin Upacara Komcad Tahun 2022, Wapres Ajak Seluruh Elemen Bangsa Tingkatkan Sistem Keamanan
“Menurut data BPS, angka masyarakat yang bisa membaca di tahun 2011 di Indonesia sekitar 92 persen yang kemudian naik drastis ke 99 persen. Peningkatan itu bukan capaian tertinggi yang ingin kita raih, tetapi bisa menjadi modal dasar kita bergerak ke tahap selanjutnya, yaitu peningkatan kompetensi literasi,” imbuhnya.
Mendikbudristek menambahkan, literasi merupakan salah satu bagian penting dalam program Merdeka Belajar, di mana peningkatan kompetensi literasi dan numerasi menjadi fokus dalam program tersebut. Untuk itu Kemendikbudristek telah melakukan terobosan dalam bentuk Asesmen Nasional (AN) yang tidak lagi menentukan kelulusan, tetapi sebagai alat evaluasi dalam pemenuhan kompetensi siswa di bidang literasi dan numerasi.
Baca juga: Kemenkominfo Targetkan PNPB Tahun 2023 Capai Rp25,7 Triliun
“Hasil AN 2021 menunjukkan hanya sekitar 43 persen pelajar yang memenuhi standar minimum untuk literasi. Temuan itu menunjukkan bahwa kita harus mendorong inisiatif-inisiatif yang berfokus pada peningkatan kemampuan literasi,” sambungnya.
Untuk itu, Mendikbudristek mengajak seluruh pihak yang terkait agar bersama mendorong peningkatan kompetensi literasi. Menurut Mendikbudristek, Kurikulum Merdeka dengan penyederhanaan materi dan lebih berfokus pada esensi pembelajaran telah diterapkan dan berdampak luar biasa pada peningkatan kompetensi literasi.
Penerapan Kurikulum Merdeka menjadi salah satu opsi yang dapat diambil. Materi pelajaran yang lebih sederhana namun mendalam ini tidak lagi mengarah ke dalam bentuk hafalan. Peserta didik justru didorong untuk lebih banyak menggali informasi, referensi, hingga membandingkan bermacam sumber bacaan.