Edisi, BATAM-Warga Kampung Monggak, Kelurahan Rempang Cate, Kecamatan Galang, Batam sepakat untuk menerima usulan pembangunan jalan baru. Usulan ini dipilih karena jalan kampung menuju jalan utama (Jl. Trans Barelang) yang selama ini dilalui warga, tidak akan dipakai untuk umum.
Jalan yang melewati kawasan DAM Rempang tersebut nantinya hanya digunakan untuk kepentingan pengelolaan kawasan DAM Rempang saja.
Dalam pertemuan dengan warga Monggak pada pertengahan April 2022 lalu, Walikota/Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, meminta warga untuk sepakat memilih alternatif yang ditawarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, apakah akan dibangun jalan baru dari Kampung Monggak menuju Jl. Trans Barelang yang tidak melintasi kawasan DAM Rempang, atau ikut dengan jalan di Kampung Pasir Panjang.
Jalan dari Kampung Pasir Panjang menuju Jl. Trans Barelang sendiri, memang lebih jauh dibandingkan jalur yang selama ini digunakan warga Monggak. Sehingga pilihan jaduh pada pembangunan jalan baru.
Hasil musyawarah warga, lanjut Rudi, akan langsung ditindaklanjuti Pemkot Batam.
Baca juga: Sepak Kueh dalam Tradisi Tujuh likur Pesisir Batam
Ketua RT 002 RW 04 Kampung Monggak, Timo, menuturkan warga sudah sepakat untuk pembangunan jalan baru dari Kampung Monggak menuju Jl. Trans Barelang. Warga juga sudah menyiapkan jalur baru yang akan disampaikan kepada Walikota/Kepala BP Batam, Muhammad Rudi. Dalam waktu dekat, warga akan bergotong-royong membersihkan jalur baru tersebut untuk mempermudah kerja-kerja konsultan pembangunan jalan nantinya.
“Insyaallah dalam waktu dekat kami akan bersama warga bergotong-royong membuka jalur jalan baru. Setelah itu kami lapor ke Pak Rudi,” kata Timo pada Senin (2/5/2022).
Timo melanjutkan, pihaknya juga sudah melaporkan rencana tersebut kepada Camat Galang, Ute Rambe. Ute meminta untuk segera menjalankan proses-proses yang akan mendukung percepatan pembangunan fasilitas dasar yang jadi kebutuhan masyarakat tersebut.
Dari sekitar 7 Kilometer (KM) jalan masuk menuju Kampung Monggak, baru sekitar dua KM yang ditingkatkan atau diaspal, sisnya masih berupa jalan tanah dengan kondisi berlubang dan banyak yang rusak. Kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Akibatnya, mobilitas masyarakat tidak maksimal, apalagi ketika musim hujan.
Tidak jarang Bus Sekolah yang menjemput siswa dari Kampung Monggak, tidak bisa masuk ke kampung karena jalan licin dan membahayakan. Dalam kondisi tersebut, anak-anak sekolah harus menerobos jalanan licin dan rusak tersebut menggunakan sepeda motor untuk bisa sekolah.
Hadirnya Rudi di Monggak dan melihat langsung kondisi jalan yang tidak laik tersebut, menjadi angin segar akan hadirnya infrastruktur jalan yang lebih baik. Terlebih Rudi menjamin akan langsung menindaklanjuti setiap alternatif pilihan yang ditentukan warga.