BATAM, EDISI.CO – Kampung Tua Bakau Serip Kecamatan Nongsa mendadak terkenal dan jadi perbincangan masyarakat Batam, Provinsi Kepulauan Riau Kepri setelah masuk daftar 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Nama Kampung Tua Bakau Serip makin melambung setelah kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparkraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Gubernur Kepri Ansar Ahmad hingga Wali Kota Batam Muhammad Rudi.
Berikut fakta–fakta menarik dari Kampung Tua Bakau Serip di Nongsa hingga bisa masuk daftar 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022:
1. Berada di Lokasi Wisata
Kampung Tua Bakau Serip di Jl. Hang Lekiu Km 4 Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merupakan daratan rendah yang meliputi daratan dan pesisir laut /pantai.
Lokasi Bakau Serip tidak jauh dari daerah pusat perkotaan di kota batam hanya sekitar 45 menit perjalanan dari pusat Kota Batam; 15 menit dari Bandara Internasional Hang Nadim dan 5 menit perjalanan dari pelabuhan internasioanal Nongsa Pura .
Desa Wisata Kampung Bakau Serip memiliki potensi wisata alam dengan keberagaman flora dan fauna, Konservasi Mangrove, Edukasi dan wisata pantai.
baca juga: Kampung Tua Bakau Serip Berprestasi, Menteri Sandi Ingatkan Pariwisata Berkelanjutan
2. Fokus ke Wisata Alam dan Budaya
Selama ini Kampung Tua Bakau Serip selalu fokus pada layanan paket-paket wisata minat khusus untuk wisata alam, wisata budaya (Culture tourism dan Ecotourism), Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip mengusung prinsip ‘pariwisata ramah’ yang berpedoman pada Community Base Tourism dan pemberdayaan masyarakat sekitar dalam kepengelolaannya.
Layanan jasa pariwisata Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip difokuskan guna memenuhi minat terdalam wisatawan akan keindahan bentang alam dengan segala fenomena estetika yang menarik dan unik.
Kegiatan sosial budaya masyarakat yang tergambar dalam sistem adat istiadat; pola kebudayaan dan kearifan lokal dan ketertarikan wisatawan akan kehidupan masyarakat kampung/pedesaan di pesisir laut nongsa Kota Batam.
Batam tak hanya kota yang bersarang gedung-gedung tinggi di dalamnya.
baca juga: Film KKN di Desa Penari Tembus 8,1 Juta Penonton
3. Jadi Ekowisata Mangrove
Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu menempati area seluas kurang lebih tujuh hektar. Dalam area tersebut dibangun berbagai fasilitas untuk menunjang wisata seperti panggung kesenian dan budaya; Tracking Mangrove; restoran seafood; selfie area; toko cinderamata; toko sewa alat; serta dilengkapi panggung pertunjukan seni dan wifi area.
Tak hanya fasilitas penunjang wisata, di Mangrove Pandang Tak Jemu pun dilengkapi dengan fasilitas penunjang kenyamanan wisata seperti kamar mandi umum dan musholla.
Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu juga memiliki destinasi pantai pasir putih yang begitu elok, keberadaannya di pesisir laut daerah Nongsa, Batam membuat ekowisata ini memiliki kelebihan pada view atau pemandangan yang menghadap langsung ke negara jiran Singapore dan Malaysia.
Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu mengusung sajian wisata yang ramah dengan kelestarian hutan mangrove yang diaktualisasikan pada paket wisata minatk husus yang berpedoman pada nilai-nilai kebermanfaatan alam; lingkungan; social masyarakat dan pendidikan.
Mangrove Pandang Tak Jemu dinilai sangat penting bagi keberlangsungan makhluk hidup di sekitar karena menjadi dasar pembentukan rantai makanan ekosistem laut, serta dapat mencegah terjadinya bencana dan abrasi pantai.
Selain itu, Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu menjadi salah satu upaya yang tepat dalam rangka mengajak masyarakat untuk ikut serta menjaga dan melestarikan lingkungan serta sebagai sarana Edukasi bagi generasi penerus.
4. Jadi Pariwisata Berkelanjutan
Menteri Sandi mengatakan Kampung Tua Bakau Serip terpilih masuk dalam 50 besar ADWI 2022 sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh dewan juri di ADWI.
“Alhamdulilah Kampung Tua Bakau Serip ini bisa menembus 50 besar ADWI, kita dengan juri yang independen tidak bisa diintervensi. Pada intinya ini adalah prestasi,” kata Menteri Sandi saat ditemui di Kawasan Kampung Tua Bakau Serip.
Menurut Sandi dari sisi rekreasi, bentang alam dan atraksi yang ada di Kampung Tua Bakau Serip dinilai mempu memberi kenyamanan bagi pengunjung yang dating. Kawasan pantai, area pelantar untuk menyusuri hutan Mangrove dan area atraksi budaya dan kuliner sudah lengkap dan bisa dinikmati pengunjung.
Pada aspek edukasi, praktek budaya yang tampil dari atraksi olahraga tradisional melayu (Sepak Takrau), tarian taradisional, dan ekosistem Mangrove dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pengunjung yang dating ke Kawasan ini.
Untuk aspek konservasi, kawasan Mangrove yang keberadaannya sangat penting, dijaga dan dilestarikan oleh pengelola kawasan. Menteri Sandi juga ikut melakukan penanaman Mangrove dalam kunjungan tersebut.
5. Saran Gubernur ke Sandi
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyararankan agar Menteri Sandi memberi fokus lebih pada konsep pariwisata berbasis lingkungan.
“Saran kami Pak Menteri (Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno) kita mesti pakai skema yang lagi hot-hotnya, yaitu tema yang inline dengan environmental climate change,” kata Ansar.
Untuk itu, Ansar mengajak agar desa wisata yang ada ikut menerapkan revolusi hijau. Memberi ruang adanya kegiatan menjaga lingkungan, mengedukasi masyarakat sekitar untuk peduli terhadap perubahan iklim.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Sandi mengatakan pariwisata ke depan basisnya adalah kualitas dan berkelanjutan.
Pariwisata selama ini berkontribusi sebanyak 5 persen terhadap emisi karbon global, akan coba disiasati dalam model pariwisata Indonesia yang berkualitas; berkelanjutan; berbasis masyarakat; komunitas.
“Dan juga kita ingin isu perubahan iklim diangkat oleh anak-anak muda menjadi isu yang mainstream,” kata Sandi.(*)