EDISI.CO, SERUMPUN– Negara tetangga membutuhkan banyak tenaga kerja di sektor konstruksi. Kabar tersebut disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo dalam acara Employment Bussiness Meeting (EBM) BP2MI di Denpasar, Bali pada Selasa (27/7/2022).
Suryo melanjutkan, Singapura saat ini sudah masuk Aging Society, dimana umur rata-rata penduduknya sudah masuk 40 tahun, dan membutuhkan banyak tenaga kerja dari luar negeri.
Baca juga: KEK Kesehatan Sanur Bali Ditawakan ke Jepang
Singapura juga membutuhkan banyak tenaga untuk sektor jasa meliputi keuangan, transportasi, dan hotel serta manufaktur yang saat ini banyak diisi oleh tenaga kerja dari Malaysia, China dan Hongkong.
Saat ini terdapat kebijakan sistem kuota bagi employer di beberapa sector. Hal ini menjadi tantangan yang perlu diselesaikan, yakni perbedaan aturan hiring antara RI dan Singapura.
Baca juga: 7 Inovasi Kemaritiman UMRAH, Ada Mesin Pengering Teripang dan Pencacak Sampah
“Perbedaan inilah yang mesti disesuaikan. Singapura sangat terbuka bagi datangnya pekerja asing, namun sangat ketat. Inilah tantangan bagi pemerintah termasuk diantaranya membuka sektor peluang kerja lainnya,” ujar Suryo seperti termuat dalam laman bp2mi.go.id edisi Selasa, 26 Juli 2022.
Kegiatan EBM BP2MI ini, mencatat banyak peluang kerja terbuka di negara-negara wilayah Asia untuk sektor konstruksi, hospitality serta sektor lain dalam skema penempatan Specified Skill Workers (SSW) Jepang yang berpeluang diisi oleh pekerja migran dari Indonesia.