EDISI.CO, HIBURAN- Dua Lipa membantah laporan dia akan tampil di upacara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar. Penyanyi berusia 27 tahun yang menduduki puncak tangga lagu itu mengatakan dirinya hanya akan tampil jika catatannya tentang hak asasi manusia di Qatar diperbaiki.
Dilansir The Guardian, Rabu (16/11) kontroversi menyelimuti turnamen Piala Dunia di Qatar terhadap pekerja migran dan kriminalisasi hubungan sesama jenis. Perlakuan terhadap komunitas LGBTQ+ di Qatar telah menimbulkan kekhawatiran bagi para pendukung yang berharap untuk melakukan perjalanan ke negara tersebut.
Baca juga: Piala Dunia 2022, Amerika Serikat Jadi Tim Pertama Tiba di Qatar
Setelah laporan yang mengaitkannya dengan acara tersebut, Dua Lipa membagikan pernyataan di Instagram.
“Saat ini ada banyak spekulasi bahwa saya akan tampil di upacara pembukaan piala dunia di Qatar. Saya tidak akan tampil dan saya juga tidak pernah terlibat dalam negosiasi apa pun untuk tampil. Saya akan menyemangati Inggris dari jauh dan saya berharap untuk mengunjungi Qatar ketika telah memenuhi semua janji hak asasi manusia yang dibuat ketika memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.” tulis Dua Lipa.
Baca juga: Grup C Piala Dunia: Bukan Perkara Sulit untuk Argentina
Bintang BTS Jung Kook adalah satu-satunya artis resmi yang dikonfirmasi untuk upacara pembukaan, yang akan diadakan di stadion Al Bayt pada 20 November. Rapper AS Diplo, DJ Calvin Harris dan penyanyi Jamaika Sean Paul juga akan tampil di festival Fifa Fan, yang akan berlangsung selama 29 hari turnamen.
Dua Lipa bukanlah musisi pertama yang menghindari konser di Qatar. Pada hari Minggu, Sir Rod Stewart mengungkapkan bahwa dia menolak lebih dari USD 1 juta untuk bermain di negara itu tahun lalu.
“Saya menolaknya. Tidak benar untuk pergi. Dan Iran juga harus keluar untuk memasok senjata ke Rusia,” katanya.
Juga pada hari Minggu, komedian Joe Lycett memberi tahu David Beckham bahwa dia akan kehilangan USD 10.000 jika olahragawan itu tidak menarik diri dari kesepakatan Piala Dunia Qatar.
Pesepakbola itu dilaporkan dibayar USD 10 juta untuk menjadi duta acara tersebut, dan telah banyak dikritik karena menerima uang tersebut, mengingat bahwa ia sebelumnya dipandang sebagai sekutu komunitas LGBTQ+.