Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad saat hadir dalam acara RTQ Ibnu Rasyid Centre Cabang Villa Sampurna 2 di Fasum RT 3/RW 13, Jumat (14/1/2024) malam-Edisi/Pemko Batam.
EDISI.CO, BATAM– Nama Amsakar Achmad menempati posisi teratas sebagai calon kuat yang akan memimpin Kota Batam. Dalam dua survei terakhir oleh Liberte Institute Survey & Policy Consultant, elektabilitas Amsakar Achmad tidak hanya tetap unggul dibanding calon lain, tapi juga mengalami peningkatan.
Survei yang dilakukan pada 31 Januari sampai 8 Februari 2023 lalu, elektabilitas Amsakar berada di angka 52,6 persen. Angka ini mengalami peningkatan menjadi 59,8 persen pada survei terbaru pada 16 sampai 25 Maret 2024 ini.
Direktur Eksekutif Liberte Institute Survey & Policy Consultant, Indrayadi, mengatakan kondisi ini akan berjalan dinamis seiring dengan semakin dekatnya masa pemilihan. Namun, ia meyakini kalau nama-nama yang muncul tidak akan berubah dari hasil survei yang saat ini diblakukan.
“Andai kata ada calon lain maju, saya khawatir mereka hanya akan jadi pemeriah. Karena ruang bagi masyarakat yang belum menentukan pilihan kecil,” kata Indrayadi saat ditemui di Batam pada Selasa (26/3/2024).
Indrayadi melanjutkan, dari survei ini juga, ketika Amsakar dipasangkan dengan Irwansyah, juga unggul dengan prosentase 59 persen dibanding calon lain.
Untuk diketahui, survei yang dilakukan menggunakan metode Multistage Random Sampling, dengan 1.204 responden.
Baca juga: Tim Advokasi Rempang Tanggapi Putusan Hakim atas Terdakwa Kasus Rempang
Indrayadi menerangkan proses wawancara yang dilakukan oleh surveyor dikontrol secara sistematis oleh tim Liberte Institute dengan melakukan cek ulang di lapangan sekitar 30 persen dari total data responden yang masuk. Hal ini dilakukan untuk menjamin akurasi data yang diperlukan.
Pertemuan Informal
Indrayadi mengatakan pihaknya menemukan keanehan dalam survei mereka kali ini. Mereka menemukan bahwa responden mengandalkan pertemuan informal terhadap informasi tentang pilkada di Kota Batam, menjadi yang teratas dengan 33,5 persen. Disusul media sosial sebesar 30,1 persen, spanduk dan baliho 21,2 persen.
“Anehnya pertemuan informal lebih banyak membahas tentang pilkada, lebih dari 30 persen.”
