EDISI.CO, YOGYAKARTA- Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Fakultas Ilmu Budaya (FIB) berencana menyusun rekomendasi menginternasionalkan Bahasa Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Dekan FIB UGM, Setiadi, dalam seminar nasional yang bertajuk Indonesia dan Keindonesiaan di Panggung Internasional pada Jumat (20/5/2022).
Seminar ini diselenggarakan dalam rangkaian Dies Fakultas Ilmu Budaya (FIB) ke-76.
“FIB UGM tengah berencana menyusun rekomendasi program jangka lima tahun yang bisa diterapkan pemerintah Republik Indonesia untuk meng-internasionalisasi Bahasa Indonesia. Seminar kali ini pun dijadikan wadah diskusi untuk mengumpulkan pemikiran strategis guna menyusun strategi ke depan,”kata Setiadi seperti termuat dalam ugm.ac.id pada Senin (23/5/2022).
Baca juga:
Menhub Terima Anugerah Doktor Honoris Causa dari UGM
FIB UGM juga serius untuk mendorong bahasa Indonesia agar memiliki daya tawar kuat dalam menghadapi dominasi dari berbagai bahasa asing. Dengan begitu, Indonesia dapat semakin aktif mewarnai proses perkembangan peradaban dunia.
Rektor UGM, Panut Mulyono, dalam pidato kuncinya di seminar yang sama menuturkan ada 428 lembaga penyelenggara pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing yang di tersebar di 47 negara. Jumlah pembelajar bahasa Indonesia terus mengalami peningkatan sehingga sudah selayaknya bahasa Indonesia digaungkan dan dikuatkan fungsi dan perannya sebagai bahasa nasional dan internasional.
”Seiring menguatnya peran bahasa Indonesia dan diplomatik kebudayaan kita diharapkan bisa menguatkan vitalitas bahasa Indonesia di tingkat internasional,” pungkasnya
Baca juga:
Presiden Jokowi Diapresiasi Petani Sawit Indonesia Usai Cabut Larangan Ekspor
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek UGM, Hilmar Farid, mengatakan hampir 77 tahun setelah bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional dalam konstitusi. Menurutnya para pendiri bangsa berhasil memperjuangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Namun, hingga saat ini keinginan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di tingkat ASEAN sebagai bahasa diplomasi belumlah berhasil. Meskipun begitu, ia berharap setidaknya bahasa Indonesia lebih digaungkan lagi dalam publikasi bidang sains dan teknologi serta sosial humaniora dalam tesis, disertasi dan jurnal.
“Memperjuangkan bahasa Indonesia dalam pengembangan ilmu perlu dilakukan. Keanekaragaman hayati dan budaya kita yang sangat luar biasa. Jika kita bisa tumbuh dengan pusat pengetahuan yang berkualitas, maka sudah semestinya orang kemudian terdorong belajar bahasa Indonesia,” ujarnya.
Penulis (Sumber): Gusti Grehenson – Aji (ugm.ac.id)
Editor: Bobi