EDISI.CO, SURABAYA- Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil menangkap tujuh tersangka sindikat Joki (orang yang mengerjakan ujian untuk orang lain dengan menyamar sebagai peserta ujian yang sebenarnya dan menerima imbalan uang) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Ke-7 tersangka ini terdisi atas lima warga Surabaya, yaitu MJ (40), RHB (23), MSN (34), ASP (38), MBBS (29), dan IB (31). Dua orang lainnya yaitu MSME (26) dari Sulawesi dan RF (20) dari Kalimantan. Mereka ditangkap di Kampus UPN Veteran, Surabaya pada Mei 2022 lalu seperti termuat dalam laman tribratanews.polri.go.id edisi Minggi, 17 Juli 2022.
Baca juga: Hasil Pemeriksaan Lanjutan, ACT Terindikasi Lakukan Pencucian Uang
Bersama para tersangka, polisi mengamankan barang bukti berupa 25 kemeja lengan panjang dan satu kemeja pendek yang sudah dimodifikasi untuk memasang kamera, 66 modem, 58 alat komunikasi, 64 kamera, 44 mikrofon, 4 buku rekening dan 4 kartu ATM, 5 ponsel, laptop, sejumlah tanda pengenal palsu.
Para tersangka dijerat hukuman berdasarkan Pasal 32 ayat (2) Sub. Pasal 48 ayat (2) UU No. 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo. 55 KUHP.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol. Achmad Yusep Gunawan, mengatakan jaringan Joki SBMPTN ini, memasang tarif berkisar antara Rp100 juta hingga Rp400 juta. Mereka juga sudah beraksi dalam waktu cukup lama.
Baca juga: Pelaku Penyelundupan 30 TKI Ilegal Yang Karam Di Perairan Pulau Putri Ditangkap
“Berdasarkan keterangan tersangka, tahun 2020 dapat meluluskan peserta sebanyak 41 orang dengan pendapatan sebesar Rp2,5 miliar. Lalu di 2021 sebanyak 69 orang dengan berbagai jurusan dan berbagai universitas, dengan pendapatan sebesar Rp6 miliar,” kata Yusep di laman tersebut.
Adapun cara kerja joki, para member sindikat bekerja sesuai peran masing-masing. Ada yang berperan sebagai joki, merakit alat komunikasi, tim briefing, tim operator, dan tim master. Setelah MJ menerima titipan peserta ujian SBMPTN, tim briefing mendatangi calon peserta. Tim ini menjelaskan cara memasang dan menggunakan alat komunikasi yang sudah dirakit.
Ketika waktu ujian tiba, peserta akan memotret soal untuk kemudian dikirimkan ke tim operator. Tim ini kemudian mengirimkan soal tersebut kepada tim master, yang akan mengerjakan soal. Selanjutnya, jawaban soal akan dikirimkan kembali ke tim operator. Operator akan membacakan jawaban melalui microfon yang dipakai para peserta.