EDISI.CO, KESEHATAN- Gejala COVID-19 yang disebabkan oleh infeksi subvarian Centaurus diperkirakan tidak jauh berbeda dengan gejala COVID-19 varian Omicron. Subvarian Centaurus adalah mutasi baru dari virus Corona yang menyebabkan COVID-19.
Baca juga: 71,9 Persen Nakes Kelelahan, Juga Dihadapkan pada Tekanan Ekonomi
Subvarian baru ini diketahui telah menyebar ke berbagai negara dan diduga memiliki tingkat penularan lebih cepat daripada subvarian sebelumnya. Mengutip alodokter.com edisi 20 Juli 2022, gejala yang timbul dari subvarian ini diantaranya:
- Sakit kepala
- Mudah Lelah
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Bersin
- Batuk
- Demam
- Hilangnya kemampuan indra penciuman (anosmia) atau hilangnya kemampuan indra perasa (ageusia)
Masih dari laman yang sama, COVID-19 subvarian Centaurus merupakan istilah yang mengacu pada Omicron BA.2.75. Sejak pertama kali ditemukan pada Mei 2022 di India, subvarian tersebut kini menjadi dominan di sana. Selain di India, subvarian Centaurus juga diketahui telah menyebar ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Baca juga: Bakteri Wolbachia Efektif Turunkan DBD di Yogyakarta
Tingkat keparahan COVID-19 tidak hanya ditentukan dari jenis virusnya, melainkan dipengaruhi juga oleh berbagai faktor, seperti usia, riwayat merokok, dan penyakit komorbid, contohnya hipertensi, diabetes, serta penyakit jantung.
Riwayat vaksin juga memengaruhi tingkat keparahan COVID-19. Orang yang telah mendapatkan dosis lengkap vaksin COVID-19 diperkirakan tidak akan mengalami gejala yang parah.
Untuk saat ini, vaksinasi COVID-19 masih dinilai efektif dalam menekan penularan infeksi dan mengurangi risiko terjadinya gejala berat maupun kematian. Selalu mematuhi protokol kesehatan juga merupakan salah satu upaya pencegahan COVID-19.