
Edisi/tanjungpinangkota.go.id
EDISI.CO, KEPRI– Kawasan ruang publik Anjung Cahaya, Tepi Laut, Kota Tanjungpinang masih menjadi pilihan tempat wisata masyarakat Tanjungpinang. Di kawasan Anjungan Cahaya ini memberi ruang pada mereka yang ingin berwisata kuliner dan berekreasi bersama keluarga sembari menikmati momen matahari tenggelam di tepi laut.
Anjungan Cahaya juga memberi ruang bagi keberlanjutan tradisi masyarakat Kota Tanjungpinang menikmati kopi atau ngopi di tepi laut.
Baca juga: 90 Nelayan di Tanjungpinang dapat Pelatihan Pembuatan Bubu dan Mengikat Jaring
Seiring dengan perkembangan Kota Tanjungpinang sebagai Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), pembangunan yang direncanakan nampaknya akan mengubah Anjungan Cahaya, tidak hanya struktur, namun juga fungsinya yang akan lebih dari hanya sekedar tempat ngopi sambil menikmati angin laut.
Ada juga kekhawatiran lain kalau-kalau Anjungan Cahaya tidak lagi jadi ruang tradisi ngopi masyarakat Tanjungpinang.
Sebelumnya, Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad, mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri sangat konsen dan konsisten dalam mengembangkan kawasan Gurindam Duabelas yang berada di Kota Tanjungpinang.
Beberapa proyek pendukung yang akan dibangun disekitar kawasan Gurindam Duabelas, seperti gedung Lembaga Adat Melayu (LAM), akau, ruang terbuka hijau, gedung Dekranasda dan sejumlah proyek pendukungnya.
Baca juga: LAZ Batam Dampingi Program KUA Percontohan Ekonomi Umat di Kepri
Baca juga: Kasus Agraria di Kepri Paling Menonjol dalam 4 Tahun Terakhir
“Kita ingin mengembangkan ini tujuannya agar wajah Kota Tanjungpinang lebih cantik, lebih menarik dan ada nilai ekonomi bagi masyarakat Tanjungpinang nantinya,” kata Ansar dalam keterangan yang diterima pada Jumat (22/7/2022) lalu.
Ansar berharap masyarakat mendukung upaya Pemprov Kepri. Ia juga meminta pihak Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk memberikan pemahaman kepada masyarakatnya, bahwa pengembangan kawasan Gurindam Duabelas bertujuan membantu upaya Kota Tanjungpinang dalam membangun infrastruktur yang ada.
“Khusus untuk pengembangan Anjung Cahaya, nanti akan kita bangun akau dengan kios-kios yang cantik dan representatif,” terang Ansar.
Adapun selama akau sedang proses pengerjaan, para pedagang yang ada dikawasan Anjung Cahaya akan direlokasi atau dipindahkan sementara ke lokasi yang sudah disediakan oleh Pemprov Kepri.
“Setelah siap, pedagang yang akan berjualan di akau nantinya adalah para pedagang yang selama ini sudah ada di Anjung Cahaya. Pengelolaannya juga akan kita serahkan ke BUMD Kota Tanjungpinang, dan otomatis income nya juga akan menjadi milik Pemerintah Kota Tanjungpinang,” ujar Ansar lagi.
Pada prosesnya, rencana pembangunan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepri di kawasan ini, padahal sebelumnya sudah ada di kawasan Dompak, dinilai akan berpengaruh besar pada Anjungan Cahaya.
“Ini (Anjungan Cahaya) ciri khas masyarakat Tanjungpinang, ngopi sambil menikmati pemandangan di pinggir laut, jangan sampai tradisi ini hilang, jika nanti jadi dibangun kantor atau gedung LAM oleh pemprov Kepri,” harap Joko (48), warga Kelurahan Batu IX saat berkunjung di Anjung Cahaya Tanjungpinang, Kepri, Sabtu (30/7/2022) seperti termuat dalam laman tanjungpinangkota.go.id edisi Sabtu (30/7/2022).