EDISI.CO, KEPRI– Indonesia dan Malaysia menggelar kegiatan latihan operasi Serach and Rescue (SAR) Bersama ke-41 di perairan perbatasan kedua negara pada 20-22 September 2022. Latihan SAR Malaysia Indonesia (Malindo) ini merupakan realisasi dari Letters of Aggrement (LoA) for The Provision of Search and Rescue Service Between Indonesia – Malaysia tahun 1985 dan Hasil Sidang Jawatan Kuasa Latihan Bersama (JKLB) Malindo Ke – 86 di Jakarta.
Latihan SAR Bersama ini memiliki manfaat besar bagi kedua negara dalam menjamin keselamatan di wilayah perbatasan, baik terhadap warga asing maupun terhadap warga negara Indonesia dan Malaysia.
Baca juga: Polda Kepri Grebek Penampungan Berisi 16 Calon PMI Ilegal di Batam
Sebagai anggota ICAO dan IMO, Indonesia dan Malaysia wajib menyediakan pelayanan SAR terhadap kapal dan pesawat udara yang mengalami keadaan darurat/distress di wilayah tanggung jawab SAR masing-masing tanpa ada wilayah blank area.
Adapun kerjasama operasi SAR Malindo sejauh ini sudah terjalin dengan baik. Dalam kurun waktu 2011 sampai 2022, tercatat 11 kali operasi SAR bersama Basarnas dan otoritas SAR Malaysia.
Dengan diadakannya latihan ini dapat lebih memantapkan lagi pelaksanaan operasi SAR apabila terjadi keadaan darurat di wilayah perbatasan.
Baca juga: Tim MRSC Johor Bahru Hentikan Pencarian dugaan Kapal Karam Berisi 10 WNI
Pada tataran teknis, latihan SAR bersama ini dilaksanakan dalam bentuk Table Top Exercise (TTX); Tactical Floor Game (TFG) dan Field Training Exercise (FTX). Untuk FTX dilaksanakan di wilayah perairan perbatasan Pulau Bintan dan Johor Bahru, dengan mengerahkan unsur laut dan udara dari kedua Negara.
Untuk Indonesia unsur laut yang dikerahkan adalah KN SAR Purworejo milik Basarnas, KN Bubara TNI AL, KN Laksmana Polairud, KN Belut Laut BAKAMLA dan Helly Rescue 1522 Basarnas.
Latihan SAR bersama ini dilaksanakan dalam bentuk Table Top Exercise (TTX); Tactical Floor Game (TFG) dan Field Training Exercise (FTX)
Edisi/Basarnas
Disimulasikan terjadi kecelakaan kapal di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia. POB kapal 15 orang, 3 orang selamat dievakuasi kapal sekitar dan 12 orang hilang. Sinyal bahaya yang dipancarkan kapal tersebut diterima oleh Basarnas Command Center Indonesia dan MRCC Malaysia.
Kedua negara berkordinasi untuk pelaksanaan operasi SAR dengan menggerakan alut masing-masing negara.