EDISI.CO, INTERNASIONAL- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul mengatakan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan. Tragedi Halloween terjadi pada Sabtu (29/10) sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
“Hingga pagi ini, informasi dari kepolisian menyebutkan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban,” demikian keterangan tertulis KBRI Seoul, Minggu (30/10).
Baca juga: Warga Korsel Berdesakan di Halloween Itaewon, 149 Orang Meninggal Dunia
KBRI Seoul sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menggali informasi tentang kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
Korban Mayoritas Berusia 20 Tahun
Ratusan orang meninggal dunia usai berdesakan pada acara Tragedi Halloween di kawasan Itaewon, Korea Selatan, pada Sabtu (29/10). Mayoritas korban meninggal merupakan anak muda berusia 20-an tahun.
Dilansir dari Reuters, tewasnya ratusan orang itu dipicu kerumunan besar. Mereka saling berdesakan di sebuah gang sempit. Beberapa saksi menggambarkan kerumunan menjadi semakin tidak terkendali dan gelisah saat malam semakin larut. Peristiwa itu Tragedi Halloween di kawasan Itaewon, Korea Selatan terjadi sekitar pukul 10.20 WIB.
“Sejumlah orang jatuh selama festival Halloween, dan kami memiliki banyak korban,” kata pejabat Departemen Pemadam Kebakaran Korsel, Choi Seong Beom.
Choi mengatakan, semua korban tewas kemungkinan besar akibat kecelakaan di satu gang sempit itu. Sementara, polisi mengalami kesulitan mengendalikan kerumunan.
Moon Ju-young (21 tahun) mengatakan, ada tanda-tanda masalah serius di gang sempit sebelum insiden itu. “Setidaknya lebih dari 10 kali ramai dari biasanya,” katanya.
Rekaman media sosial menunjukkan ratusan orang yang memadati gang sempit dan miring itu hancur dan tidak bisa bergerak ketika petugas darurat dan polisi berusaha membebaskan mereka. Rekaman lain menunjukkan adegan kacau petugas pemadam kebakaran dan warga merawat puluhan orang yang tampaknya tidak sadarkan diri.
Korban Berjatuhan
Petugas pemadam kebakaran dan saksi mata mengatakan, orang-orang terus berduyun-duyun ke gang sempit yang sudah penuh sesak. Padahal, orang-orang di atas jalan yang miring itu jatuh. Kondisi ini membuat orang-orang di bawah mereka terguling-guling.
Seorang wanita yang tidak disebutkan namanya mengaku berhasil menyelamatkan putrinya dari tragedi maut di gang sempit kawasan Itaewon. Sementara lebih banyak orang terjebak selama lebih dari satu jam sebelum ditarik keluar dari kerumunan.
Seorang saksi mata Reuters mengatakan, kamar mayat darurat didirikan di sebuah gedung yang berdekatan dengan tempat kejadian. Sekitar empat lusin mayat kemudian dibawa dengan tandu beroda dan dipindahkan ke fasilitas pemerintah untuk mengidentifikasi para korban.
Presiden Yoon Suk-yeol memimpin pertemuan darurat dengan pembantu senior dan memerintahkan satuan tugas dibentuk untuk mengamankan sumber daya untuk merawat yang terluka dan untuk meluncurkan penyelidikan menyeluruh penyebab bencana.
Data Korban
Pejabat Departemen Pemadam Kebakaran Korsel, Choi Seong Beom melaporkan, data sementara ada 149 orang meninggal dunia dalam tragedi festival Halloween. Sementara itu, tercatat 65 orang mengalami luka-luka.
19 Orang dari total korban terluka berada dalam kondisi serius dan menerima perawatan darurat. Tidak tertutup kemungkinan jumlah korban tewas bisa meningkat.
Halloween merupakan festival pertama di Seoul dalam tiga tahun terakhir setelah negara itu mencabut pembatasan Covid-19 dan jarak sosial. Banyak pengunjung pesta mengenakan topeng dan kostum Halloween.