EDISI.CO, NASIONAL- Presiden Joko Widodo mengapresiasi proporsi investasi saat ini tidak lagi terpusat di Pulau Jawa. Saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2022, Jokowi menyebutkan, investasi di luar Pulau Jawa saat ini mencapai 53 persen.
“Saya senang informasi terakhir di luar Jawa sekarang sudah lebih banyak investasinya 53 persen,” imbuh Jokowi, dilansir dari Setkab, Kamis (1/12).
Baca juga: Pemerintah Terus Pantau TKDN Produk Lokal Lewat E-Katalog
Jokowi kemudian mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang mencapai 27 persen. Bahkan nilai tersebut tertinggi di dunia. Meski demikian, dia mengingatkan Kepala Daerah Maluku Utara tak berpuas diri dan berdampak menurunnya pertumbuhan ekonomi.
“Enggak ada di dunia manapun pertumbuhan ekonomi manapun sampai 27 persen dan yang bagus lagi saya cek ke pasar di Ternate inflasinya hanya 3,3 persen,” ungkapnya.
Baca juga: Jokowi Minta Investor Produk Substitusi Impor Diberi Insentif
“Terus dipertahankan ditingkatkan lebih baik lagi, kalau saya puji-puji bisa kesenangan nanti lupa tahu-tahu melorot menjadi 5 persen,” sambung Jokowi.
APBD Mengendap di Bank
Di saat yang sama, Jokowi marah saat mengetahui APBD masih mengendap di bank Rp278 triliun. Jokowi mengingatkan seluruh kepala daerah agar membelanjakan APBD agar tidak berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Kita cari investasi agar modal masuk, yang ada di kantong enggak dipakai ya percuma Rp278 triliun gede banget loh,” ujar Jokowi.
Kekesalan Jokowi juga memuncak saat pemerintah berupaya mencari modal asing agar berinvestasi di daerah-daerah, namun uang daerah tak kunjung dibelanjakan.
Jokowi tak mau menerima alasan jika realisasi APBD akan baru tercapai pada Desember. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, pada Oktober rerata uang daerah yang mengendap di bank sekitar Rp210 triliun.
Dia pun memerintahkan i Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian untuk memeriksa persoalan di daerah yang menyebabkan masih banyak uang mengendap di bank.
“Saya minta Pak Mendagri coba cek satu persatu ada persoalan apa situasi sangat sulit tetapi malah uangnya didiemin di bank, tidak dibelanjakan, gede banget Rp278 triliun,” pungkasnya.
Sementara itu, realisasi belanja nasional untuk APBN 2022 telah mencapai 76 persen, sedangkan daerah 62 persen. “Besok sudah Desember hati-hati, kita pontang-panting cari arus modal masuk cari tetapi uang yang ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan ini hati-hati keliru besar,” tutupnya.