EDISI.CO, TEKNOLOGI- Ada secercah harapan bagi penyandang tunarungu untuk bisa menikmati musik. Dilansir dari DailyMail, Selasa (13/12), teknologi baru memungkinkan mereka yang tidak mendengar dapat merasakan musik melalui sentuhan.
Para peneliti di Universitas Malaga, Spanyol, merancang sebuah algoritma yang mengubah musik monofonik menjadi rangsangan nyata yang dikirimkan melalui perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan.
Baca juga: Twitter Bakal Tarik Biaya Lebih Mahal Pengguna Centang Biru dari Apple
Prototipe terhubung ke komputer dengan versi portabel yang dapat digunakan di manapun. Bahkan saat pengguna nantinya menonton konser. Namun, itu langkah selanjutnya.
Inovasi tersebut menggunakan ‘ilusi taktil’, sebuah ilusi yang memengaruhi indra peraba, yang menurut tim seperti ‘meretas’ sistem saraf untuk menerima respons berbeda terhadap stimulus nyata yang dikirim.
Baca juga: Bos Smartfren Singgung Isu ‘iPhone Smartfren Only’: Ya Kita Ketawa Aja
Paul Remache, penulis utama makalah ini, mengatakan dalam sebuah pernyataan: ‘Apa yang ingin kami capai dalam jangka panjang adalah agar orang yang tidak mendengar dapat ‘mendengarkan’ musik.’
Fokusnya adalah bagaimana musik dapat memengaruhi suasana hati dan kemampuan seseorang sebagai terapi untuk gangguan mental dan pengobatan nyeri.
Sebuah studi dengan lebih dari 50 peserta dilakukan untuk memahami cara kerja algoritma. Setiap peserta mengenakan perangkat di sekitar pergelangan tangan mereka dan earphone peredam bising untuk memblokir suara lain.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengaturan ‘ilusi taktil’ memunculkan lebih banyak emosi positif daripada negatif. Getaran juga dianggap lebih menyenangkan dan merangsang daripada audio, memicu respons emosional yang berbeda dari musik aslinya.
“Meskipun fitur musik seperti ritme, tempo, dan melodi sebagian besar dikenali dalam pengaturan ilusi taktil, hal itu memicu respons emosional yang berbeda dari audio aslinya,” tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut.
Meskipun diakuinya secara teknologinya tidak sepenuhnya baru, ini adalah versi pertama yang melihat respons emosional terhadap musik.
Sementara para peneliti ini berharap dapat membantu mereka yang tidak dapat mendengar mendengarkan musik, kelompok lain mengizinkan mereka bergabung dalam percakapan dengan kacamata pintar yang menampilkan teks komunikasi yang terjadi di sekitar pemakainya.