EDISI.CO, KESEHATAN- Kasus Covid melonjak di China dalam beberapa hari terakhir. Hal ini memicu kekhawatiran para ilmuwan bahwa lonjakan kasus ini bisa munculkan varian baru virus corona yang berbahaya.
Memo internal yang bocor dari rapat telekonferensi Komisi Kesehatan Nasional China (NCH) pada 21 Desember mengungkapkan, jumlah infeksi baru di negara itu mencapai 36.996.400 pada 20 Desember. Dari 1-20 Desember, total infeksi mencapai 248 juta atau 17,56 persen dari total populasi China.
Baca juga: Tenaga Kesehatan China Kewalahan Hadapi Lonjakan Covid, Rumah Sakit Penuh
Ahli epidemiologi China, Wu Zunyou memprediksi akan ada tiga gelombang Covid di musim dingin ini. Gelombang pertama terjadi dari pertengahan Desember sampai pertengahan Januari 2023, utamanya di daerah perkotaan; gelombang kedua bisa muncul akhir Januari sampai pertengahan Februari karena pekerja migran mudik untuk merayakan Imlek; dan gelombang ketika antara akhir Februari dan pertengahan Maret ketika para pekerja ini kembali ke perantauan.
Pakar kesehatan China, Tang Jingyuan mengatakan kebijakan pembatasan yang sangat ketat pemerintah China memiliki dua konsekuensi. Pertama, orang China memiliki kekebalan yang lebih lemah terhadap virus, yang juga dikaitkan dengan ketidakefektifan vaksin buatan China.
Kedua, China kehilangan seluruh proses evolusi virus selama tiga tahun tindakan lockdown. Demikian dikutip dari laman The Epoch Times, Sabtu (31/12).
Baca juga: 4 Tips Tingkatkan Daya Tahan Tubuh biar Nggak Gampang Sakit
Tang menjelaskan, varian virus yang dominan di negara lain ialah Omicron, sedangkan di China, virus tidak memiliki kesempatan untuk menjalani proses evolusi alami ini, dengan subtipe penyebaran tercepat menggantikan subtipe sebelumnya.
Karenanya, virus varian asli mungkin masih ada di China, dan seseorang mungkin terinfeksi oleh lebih dari satu subtipe attau subvarian, atau infeksi silang dapat terjadi di antara dua pasien. Jika terjadi infeksi silang, pasien dapat mengembangkan varian Covid gabungan.
Xu Wenbo, direktur Institut Penyakit Virus Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, mengatakan dalam tiga bulan terakhir, tiga jenis varian dominan telah terdeteksi di China, dan ada lebih dari 130 subtipe Omicron yang saat ini beredar.
Tang mengatakan ada dua karakteristik berbeda dari wabah China baru-baru ini. Salah satunya adalah kecepatan penularan yang mengkhawatirkan, di mana tercatat 37 juta infeksi baru setiap hari.
“Kecepatan yang tidak tertandingi oleh negara lain mana pun,” ujar Tang.
Ciri lainnya adalah jumlah kasus yang serius dan fatal sangat tinggi, yang juga tidak terduga dan saat ini tidak ada penjelasan ilmiahnya.
Dalam editorialnya pada 20 Desember, The Washington Post menulis lonjakan kasus di China ini bisa menjadi bencana global.
“Salah satu bahayanya adalah wabah China akan menghasilkan varian baru yang mengancam seluruh dunia. Tidak mungkin diprediksi, tetapi varian sebelumnya dengan keunggulan transmisi telah menyebar cukup cepat. Jutaan infeksi di China meningkatkan kemungkinan munculnya varian baru,” tulis The Washington Post.