EDISI.CO, INTERNASIONAL- Sebuah komet yang hanya mengorbit matahari setiap 50.000 tahun sekali diperkirakan dapat terlihat dari Bumi dengan mata telanjang. Terakhir komet tersebut mendekati Bumi waktu gurun Sahara masih basah dan subur, ketika makhluk Neanderthals dan gajah purba (mamut) berbulu masih ada di Bumi, dan manusia saat itu belum mencapai Amerika Tengah.
Komet dengan kode C/2022 E3 (ZTF) itu pertama kali terlihat oleh Zwicky Transient Facility (ZTF) pada 2 Maret 2022 dan akan mencapai titik terdekat matahari atau perihelion pada 12 Januari 2023, dikutip dari laman Newsweek, Sabtu (31/12).
Baca juga: Jelang Tahun Baru, Marina Bay Singapura Sediakan Layanan Cek Kepadatan Kawasan via Online
ZTF adalah survei astronomi yang dilakukan Palomar Observatory di California, Amerika Serikat.
Komet adalah “bola salju kosmik” yang terbuat dari gas beku, debu, dan batu yang mengorbit matahari. Ketika komet mendekati matahari, konstruksi yang rapuh tersebut akan meledak dengan radisi yang tinggi, proses yang bisa menghasilkan dua ekor gas dan debu yang sangat besar.
Baca juga: Poin-poin Penting Aturan yang Dibuat China Cegah Deepfake
Comet C/2022 E3 (ZTF) saat ini berada di sekitar 117 juta mil dari Bumi. Dijadwalkan akan mendekati Bumi pada awal Februari 2023, datang dalam jarak kira-kira 26 juta mil dari kita pada hari pertama bulan tersebut. Ini setara dengan lebih dari 109 kali jarak rata-rata antara Bumi dan bulan.
Memprediksi kecerahan komet dengan akurat sangat menantang. Tetapi data saat ini menunjukkan C/2022 E3 (ZTF) diperkirakan akan mencapai setidaknya magnitudo +6 sekitar waktu pendekatannya yang dekat ke Bumi. Ketika mengukur kecerahan benda astronomi, semakin cerah objek tersebut, semakin rendah magnitudonya.
“Prediksi terbaru adalah kemungkinan akan mencapai magnitudo +6, batas yang bisa dilihat mata telanjang, atau bahkan sedikit lebih cerah ketika semakin dekat ke Bumi pada 1 Februari,” jelas astronom di Royal Observatory Greenwich, Inggris, Tania de Sales Marques kepada Newsweek.
C/2022 E3 (ZTF) saat ini bisa dilihat dengan teropong maupun teleskop yang bagus pada dini hari sebelum fajar, ketika komet melintasi konstelasi Corona Borealis di arah barat laut. Semakin mudah untuk melihat komet dalam beberapa pekan ke depan ketika secara perlahan benda tersebut semakin terang.
“Saat ini sedang bergerak ke arah Polaris, Bintang Utara, di mana kita akan dapat menemukannya pada awal Februari. Pada saat itu, komet akan terlihat sepanjang malam,” kata Marques.