EDISI.CO, INTERNASIONAL- Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un memerintahkan senjata nuklir negaranya dilipatgandakan setelah menyebut apa yang dia klaim sebagai ancaman dari Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan Kim ini dilontarkan setelah Pyongyang dua kali melakukan uji coba sistem roket dengan kemampuan nuklir pada akhir pekan. Korut mengklaim sistem terbaru itu cukup besar yang bisa menjangkau seluruh Korsel, menurut laporan kantor berita pemerintah KCNA.
Baca juga: Peristiwa Langka, Komet Mendekati Bumi untuk Pertama Kali dalam 50.000 Tahun
Berpidato pada malam tahun baru 2023 di hari terakhir sidang pleno enam hari peninjauan kinerja 2022, Kim mengatakan Korsel telah menjadi “musuh tak diragukan” dan sekutu utama AS. Ini meningkatkan tekanan pada Korut sampai tingkat “maksimum” dalam setahun terakhir dengan mengerahkan aset-aset militernya ke Semenanjung Korea.
Menanggapi hal tersebut, Korut, kata Kim, dalam setahun mendatang harus memproduksi massal senjata nuklir taktis sembari mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru, sehingga Korut memiliki kemampuan menangkis serangan dengan cepat. Demikian dikutip dari Reuters, Senin (2/1/2023).
Baca juga: Ilmuwan Khawatir Muncul Varian Baru Virus Corona karena Lonjakan Covid di China
Pada Sabtu (31/12/2022), pada hari ke-37 uji coba rudal Korut di 2022, Pyongyang menembakkan sedikitnya tiga rudal balistik jarak pendek dari sebuah lokasi di selatan Pyongyang, menurut Kepala Staf Gabungan Korsel. Kemudian uji coba lainnya dilakukan pada Minggu pagi.
Korut mengatakan uji coba pada Sabtu dan Minggu itu yaitu meliputi sistem roket MRL (multiple-launch) 600mm. Sistem MRL yang ada di seluruh dunia hanya berukuran sekitar 300mm.
Kim mengatakan pada Sabtu, MRL 600mm ini pertama kali diperkenalkan tiga tahun lalu dan produksinya ditingkatkan sejak akhir Oktober 2022. Dia menambahkan, tambahan 30 unit MRL 600mm akan dikirimkan ke militer secara serentak.
Menurut laporan KCNA, Kim mengatakan senjata itu mampu mengatasi bentang alam yang tinggi, dapat menyerang secara berurutan dengan presisi, memiliki jangkauan tembak seluruh Korea Selatan dan dapat diisi dengan hulu ledak nuklir taktis.
“Secara prospektif, sebagai senjata ofensif utama pasukan militer kita, senjata itu akan melakukan misi tempurnya sendiri untuk mengalahkan musuh,” jelasnya.