EDISI.CO, TEKNOLOGI– Kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang canggih suatu saat nanti dianggap dapat ‘membunuh’ semua orang. Bak terminator, tiada yang bisa menghentikan apa yang akan dilakukan oleh AI itu sendiri.
Dilansir dari laman The New York Post dan DailyMail, Sabtu (28/1), para ilmuwan dari Universitas Oxford memperingatkan, ketika AI akhirnya menjadi lebih cerdas dari manusia, hal itu justru kemungkinan besar akan menjadi ancaman.
Baca juga: WhatsApp Rilis Fitur Message Yourself Kirim Pesan ke Diri Sendiri, Apa Manfaatnya?
Tahapan ini, mereka sebut sebagai superhuman AI yang akan terjadi pada akhir abad ini. Michael Osborne, seorang professor machine learning dari Universitas Oxford, menyerukan dibuatnya regulasi secara global untuk memperketat kecanggihan teknologi ini.
Pasalnya, tak menutup kemungkinan jika kehadiran superhuman AI ini mampu menciptakan sistem di luar kendali yang pada akhirnya ‘membunuh’ umat manusia. Oleh sebab itu, ia meminta agar kehadiran AI dapat digunakan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.
Baca juga: Apple Patenkan Layar Anti Retak, Siap Masuk Pasar Ponsel Lipat?
Ramalan buruk para ilmuwan ini datang di tengah desas-desus global atas ChatGPT. Sebuah bot pembantu yang begitu mutakhir dikembangkan oleh OpenAI. Teknologi superhuman AI ini dapat melakukan berbagai tugas rumit dengan cepat, mulai dari menyusun disertasi rumit hingga menyusun skema desain interior dan bahkan memungkinkan orang berkomunikasi dengan diri mereka yang lebih muda.
“ChatGPT begitu sangat bagus. Kami tidak jauh dari AI yang sangat kuat dan berbahaya,” begitu kata Elon Musk dalam cuitan Twitternya.
Tak dimungkiri, ChatGPT perlahan-lahan akan berubah menjadi sempurna. Saat ini saja, keberadaan ChatGPT membuat para ahli khawatir. Teknologi ini mampu membuat Google bertekuk lutut dan banyak pekerjaan menjadi usang.
Kekhawatiran para ilmuwan itu segera mereka tindaklanjuti dengan memblokir penggunaan ChatGPT di kampusnya. Karena hal itu bisa saja menjadi alat yang digunakan oleh mahasiswa untuk berbuat curang.