EDISI.CO, BATAM– Akses jalan di kawasan Bukit Kemuning, Kelurahan Tanjung Paiyu, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, ditutup total pada Senin (6/3/2023). Penutupan akses jalan ini guna mengantisipasi adanya longsor susulan. Ketua RW 16 Bukit Kemuning, Rachmat Hidayat menuturkan akses jalan yang dimaksud adalah satu-satunya akses jalan dari arah Jalan S. Parman, Nusa Indah.
“Kita tutup karena kita antisipasi adanya longsor susulan. Kita tidak mau ada warga yang menjadi korban saat melintas,” tuturnya, Senin (6/3/2023).
Rachmat menambahkan, langkah tersebut merupakan keputusan bersama yang diambil dengan Kecamatan, Kelurahan dan diketahui pihak Kepolisian.
Cuaca Kota Batam yang masih dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga deras, juga merupakan salah satu alasan penutupan akses jalan di Kawasan Bukit Kemuning.
Baca juga: BMKG Prediksi Batam Hari ini Masih Diguyur Hujan disertai Angin Kencang
“Setelah longsor kemarin, sampai sekarang saja masih tetap hujan. Disana masih ada material longsor kemarin yang akan dibersihkan. Dan keputusan ini juga merupakan instruksi dari Kecamatan,” tambahnya.
Untuk sementara waktu, bagi warga Perumahan Bukit Kemuning, dapat menggunakan akses jalan lain seperti Perumahan Bida Ayu 1,2, dan 3 untuk menuju jalan utama.
Rachmat juga menjelaskan belum dapat memastikan jangka waktu penutupan akses jalan. Hal ini dikarenakan masih menunggu unit alat berat yang saat ini masih digunakan untuk prioritas lainnya.
“Kami belum tahu sampai kapan karena menunggu instruksi lanjutan dari Kecamatan atau Kelurahan. Kemarin sih mau dibersihkan, tapi alat berat masih di pakai di beberapa wilayah yang juga prioritas,” ujarnya.
Baca juga: Jalan Amblas Di Sungai Raya, Mengulang Kejadian 2011 lalu, di Titik yang
Berdasarkan pantauan dilapangan, terlihat sejumlah pengendara roda dua maupun roda empat memaksakan diri untuk tetap melewati daerah rawan longsor.
Oleh karena itu, Rachmat mengimbau masyarakat untuk terlibat dalam langkah antisipasi ini. Walau saat ini pembatas yang digunakan oleh perangkat RT/RW, diakuinya sering dibuka oleh warga.
“Kita tidak ada yang bisa jaga 24 jam. Kadang pembatas dengan kayu pohon yang kita buat, sering dibuka warga. Kita hanya dapat menghimbau agar mari sama-sama menjaga keselamatan,” pungkasnya.