EDISI.CO,BATAM– Sejumlah pengemudi mitra Grab khususnya Grab Car di Kota Batam melakukan Offbid atau mematikan aplikasi massal mulai 10 hingga 12 Juli 2023.
Mogok massal tersebut dipicu oleh sistem lock area yang diterapkan oleh PT Bandara Internasional Batam (BIB) selaku pengelola bandara dan Grab Indonesia.
“Hari ini sampai Rabu (12/7) kami pengemudi roda dua maupun roda empat Offbid massal,” kata ketua Solidaritas Online Batam (SOB), Feryandi Tarigan, Senin (10/7/2023).
Sistem lock area tersebut menurutnya hanya menguntungkan mitra grab yang terdaftar di bandara saja 30. Feriandi juga mempertanyakan terkait jumlah kuota sebanyak 90 pengemudi layanan GrabCar Airport yang diberikan oleh PT BIB. Dimana dari jumlah tersebut hanya 30 saja dari pihak Grab, sementara sisanya merupakan pengemudi dari taksi konvensional bandara.
Tak hanya itu, menurutnya perbedaan ongkos antara layanan Grab Bandara dan Grab di luar bandara juga menjadi masalah yang ia anggap perlu untuk diselaraskan.
“Kami minta tarifnya juga berbanding lurus. Jika sekarang Grab Bandara antar dari Bandara ke Nagoya Rp130 ribu, maunya kami juga sama. Ketika kami antar penumpang ke Bandara dari Nagoya ya Rp130 ribu juga. Kalau sekarang kan kami hanya Rp70 Ribu saja,” paparnya.
Baca juga: PPIH Batam Salurkan 5 Liter Air Zamzam Tambahan untuk Jemaah Lewat Kemenag Kabupaten/Kota
Feriandi memint kepada pihak Grab Indonesia agar memberhentikan sementara penerapan lock area di bandara tersebut sebelum menerima tuntutan mereka.
“Kami takut nanti lock area ini merambat ke semua. Mulai dari bandara, pelabuhan. Kalau nanti semua pelabuhan lock area kami dapat apa,” kata dia.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama PT BIB Pikri Ilham Kurniasyah mengatakan polemik tersebut merupakan masalah internal Grab sendiri.
Adapun untuk jumlah kuota pengemudi Grab di bandara, Pikri menyebutkan bahwa itu hanya soal kapasitas sesuai kebutuhan bandara saja.
“Kita tambah 30 dari luar itu soal kapasitas saja. Kebutuhan saat ini baru 300 taksi, kalau semua masuk nanti dapat sekali nambang saja. Enggak makan semua orang, jadi sesuai kebutuhan aja,” terang Pikri.
Sementara itu, Director of Government Affairs & Strategic Collaborations Grab Indonesia, Uun Ainurrofiq mengatakan, bahwa pihaknya menyediakan wadah bagi para mitra Grab untuk menyampaikan pendapat dan masukan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, termasuk diskusi langsung dengan komunitas Mitra Pengemudi.
Ia menjelaskan, dengan hadirnya layanan GrabCar Airport di Bandara Hang Nadim Batam diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya pengguna transportasi darat di bandara.
“Kolaborasi Grab dengan pengemudi taksi konvensional di bandara Hang Nadim oleh PT BIB kami harap dapat turut berkontribusi dalam upaya peningkatan layanan transportasi di lingkungan bandara,” ucapnya.
Penulis: Irvan F