
Ichsanuddin dalam podcast bersama mantan Ketua KPK, Abraham Samad yang tayang di Chanel Youtube Abraham Samad Speak Up! pada 12 Mei 2023 lalu-Edisi/tangkapan layar Abraham Samad Speak Up!
EDISI.CO, NASIONAL– Pengamat Ekonomi, Ichsanuddin Noorsy, berbicara tentang nasib rakyat Indonesia dalam sistem Demokrasi Korporasi yang diterapkan saat ini.
Ichsanuddin mengatakan sepanjang pemimpin Indonesia tidak menyadari tentang fondasi Neo Liberal ini terbangun kokoh. Dan fondasi Demokrasi Korporasi ini demikian tangguh, sepanjang itu masyarakat Indonesia tidak bisa membebaskan diri dari Ketertindasan, Kebodohan, Kemiskinan, Ketimpangan, Kehinaan. Ia mengistilahkannya dengan lima K.
“Saya bilang siapapun presidennya. Ini tulisan saya 2004, tapi kemudian berlanggeng sampai dengan hari ini, siapapun presidennya, Neo Liberal penguasanya, means Ultra Neo Liberal penguasanya,” kata Ichsanuddin dalam podcast bersama mantan Ketua KPK, Abraham Samad yang tayang di Chanel Youtube Abraham Samad Speak Up! pada 12 Mei 2023 lalu.
Ichsanuddin menjelaskan Neo Liberal pada tahun 1980 di Amerika, menempatkan korporasi makin kokoh dalam penentuan kebijakan bernegara. Ia mengutip Joseph Stiglitz (Ekonom Amerika) yang mengatakan informasi yang tidak jujur itu makin kokoh di balik korporasi sehingga menghasilkan korupsi.
“Kalau kita menyederhanakan pola pikirnya, akan ketemu yang model begitu. Dan di Indonesia diterapkan model kayak begitu, makanya makin kuat Demokrasi Korporasi, termasuk pemilu 2024.”
Dalam perbincangan tersebut, Ichsanuddin mengemukakan kajian dari Joseph Schumpeter (Ekonom Austria) saat menyaksikan fenomena Nixon Shock tahun 1971. Nixon Shock adalah buah dari kebijakan Presiden AS Richard Nixon menerapkan sistem mata uang dengan tarif mengambang bebas (freely floating rate). Tahun 1971, secara sepihak, AS menyatakan keluar dari konvensi internasional Bretton Woods, yang mengatur pencetakan mata uang berbasis cadangan emas. Mengabaikan konvensi pasca Perang Dunia II itu, AS mencetak dolar sesukanya.
Pada saat yang sama, sebagaimana ketentuan World Bank dan IMF, dolar ditetapkan sebagai basis transaksi internasional. Semua cadangan devisa negara-negara sedunia disimpan dalam dolar AS. Sumber
Joseph Schumpeter mengatakan ternyata sistem ekonomi saat itu melahirkan masyarakat yang cemas. Dan masalah itu bersumber dari Demokrasi. Mengambarkan bahwa ekonomi yang dibangun Amerika gagal.
“Disebutlah oleh Paul Ormerod the death of economic. Dibantah oleh World Bank dan IMF lewat Neo Liberal pada tahun 1980,” kata Ichsanudin menjelaskan kemunculan Neo Liberal.
Selengkapnya di sini