EDISI.CO, BATAM– Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam menggelar kegiatan Konsultasi Publik, Sosialisasi Pelayanan Inklusif dan Pelatihan Sensitivitas Disabilitas di Aula Dadang Gunarso, BPBL Batam, Pulau Setokok, Batam pada Kamis (1/8/2024).
Kegiatan Konsultasi Publik, Sosialisasi Pelayanan Inklusif dan Pelatihan Sensitivitas Pelayanan Inklusif ini, merupakan tindak lanjut dari amanat Pasal 20 Ayat (1) Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. Diterangkan bahwa penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan dengan memperhatikan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan.
Pentingnya penerapan standar pelayanan ini, sebagai jaminan dan kepastian penyelenggaraan pelayanan untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan publik terhadap kinerja instansi pemerintah, khususnya BPBL Batam.
Kepala BPBL Batam, Ikhsan Kamil, menuturkan semua elemen masyarakat berhak mendapatkan pelayanan terbaik, termasuk disabilitas dan kaum rentan. Untuk itu, BPBL Batam terus berupaya meningkatkan pelayanan inklusif dengan perbaikan infrastruktur dan penguatan sumber daya manusia (SDM).
“Kami ingin masyarakat yang datang puas dengan layanan yang kami berikan. Kami wajib memberikan pelayanan, ada layanan yang free dan bertarif kepada masyarakat.”
Untuk diketahui, BPBL Batam menyajikan lima layanan utama pada masyarakat. Yakni bantuan benih; penjualan hasil produksi sebagai hasil samping dari kegiatan budidaya; magang bagi mahasiswa dan masyarakat umum terkait budidaya; laboratorium untuk memeriksa kualitas air dan lingkungan budidaya; dan kunjungan edukasi bagi anak-anak sekolah yang ingin tahu lebih banyak terkait budidaya di BPBL Batam.
Pada prosesnya, Ikhsan bersyukur adanya kritik dan saran dari semua pihak, untuk pelayanan BPBL Batam lebih baik lagi ke depan.
Ketua Tim Pelayanan Publik BPBL Batam, Ade Harwono, menuturkan BPBL Batam adalah penyelenggaraan pelayanan publik inklusif dan ramah kelompok rentan 2024, yang mewakili Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP).
Pihaknya sudah memulai menerapkan aspek-aspek pelayanan inklusif di lingkungan BPBL Batam. Pada aspek kebijakan dan kepemimpinan, pihaknya sudah menggelar beberapa kegiatan yang melibatkan partisipasi banyak pihak, termasuk komunitas disabilitas. BPBL Batam melibatkan pengajar dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batam dan Komunitas Barelang Tuli Batam dalam kegiatan untuk meningkatkan pemahaman terkait pelayanan pada disabilitas dan kaum rentan.
Pada aspek aksesibilitas fisik, BPBL Batam telah memiliki jalur pemandu (guiding blok); jalan landai; area ramah anak; ruang tunggu dan area prioritas untuk disabilitas. Ade menjelaskan pihaknya akan menambah layanan aksesibilitas dengan menyediakan ruang tenang dan area parkir khusus untuk disabilitas.
Baca juga: Belajar dari 2 Gelembung Teknologi: Apakah Pamor AI akan Pecah lalu Pudar?
Untuk aspek akseibilitas informasi dan komunikasi, Ade mengatakan BPBL Batam telah menyediakan rambu pebagai penanda pelayanan khusus untu disabilitas. Seperti tempat khusus untuk disabilitas di uang tunggu dan tempat ramah anak. Area toilet di BPBL Batam juga terpasang penanda untuk disabilitas.
Selanjutnya pada aspek akomodasi yang layak, BPBL Batam memberikan antrean prioritas bagi disabilitas. BPBL Batam juga menyediakan layanan fleksibel untuk kegiatan tertentu di luar hari kerja.
“Kami berharap dapat memberikan layanan lebih banyak lagi, sesuai indikator pada aspek pelayanan inklusif ini,” kata Ade.
Lebih lanjut, untuk aspek sumber daya manusia (SDM) di BPBL Batam, pihaknya telah menggelar pelatihan sensitivitas disabilitas. Pelatihan ini berisi materi pengetahuan seputar disabilitas. Tidak hanya pegawai BPBL Batam, pelatihan ini juga melibatkan masyarakat, akademisi, mahasiswa, dan stakeholder terkait.
Pelibatan masyarakat secara luas, kata Ade, menjadi penting agar dapat memberikan pelayanan, bersikap benar dan tepat pada disabilitas.
Terkait dengan pelatihan sensitivitas disabilitas ini sendiri, para peserta tidak hanya mendapat materi tentang disabilitas, tapi juga berdiskusi langsung dengan pemateri. Informasi tentang adanya beasiswa khusus bagi disabilitas, disabilitas yang berhasil membangun karir hingga menjadi ASN dan hal lainnya juga mengemuka dalam pelatihan ini.
Lebih jauh, Ade berharap layanan inklusif yang mulai diterapkan di BPBL Batam ini dapat memudahkan semua pihak, khususnya disabilitas. Perbaikan pelayanan ini menjadi inspirasi juga bagi masyarakat untuk ambil bagian dalam memberikan kenyamanan bagi satu dengan lainnya.
“Intinya disabilitas dan kaum rentan akan diprioritaskan,” tutup Ade.