EDISI.CO, BATAM- Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam menggelar Pelatihan Sensitivitas Disabilitas di ruang Abalone, BPBL Batam pada Kamis (12/09/2024). Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan penguatan SDM di lingkungan BPBL Batam untuk dapat memberikan layanan inklusif dan ramah kaum rentan.
Kegiatan dibuka oleh Plh. Kepala Balai, Sri Agustatik, didampingi Ketua Unit Pelayanan Publik sebagai penyelenggara kegiatan, Ade Harwono.
dr. Connie Angelika Barung dan Ns. Joni Putra dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, hadir sebagai narasumber dalam pelatihan ini.
Sebanyak 20 pegawai di lingkungan BPBL Batam ambil bagian dalam pelatihan ini. Mereka diharapkan mendapatkan pemahaman tetang cara membantu melayani kaum rentan dan disabilitas.
Ketua Unit Pelayanan Publik BPBL Batam, Ade Harwono, menuturkan para peserta mendapatkan materi tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD). Mulai dari pengenalan dini tentang keadaan kegawatan atau henti jantung, juga melakukan pertolongan pada keadaan gawat yang ditemui.
Para peserta juga melakukan praktek bagaimana melayani disabilitas ketika mengalami keadaan yang membutuhkan pertolongan.
“Tadi kami juga ada praktek bagaimana membantu disabilitas untuk turun dari kursi roda dan menolong disabilitas ketika membutuhkan pertolongan,” kata Ade.
Ade melanjutkan, BPBL Batam adalah penyelenggaraan pelayanan publik inklusif dan ramah kelompok rentan 2024, yang mewakili Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP).
Pihaknya sudah memulai menerapkan aspek-aspek pelayanan inklusif di lingkungan BPBL Batam. Pada aspek kebijakan dan kepemimpinan, pihaknya sudah menggelar beberapa kegiatan yang melibatkan partisipasi banyak pihak, termasuk komunitas disabilitas. BPBL Batam melibatkan pengajar dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batam dan Komunitas Barelang Tuli Batam dalam kegiatan untuk meningkatkan pemahaman terkait pelayanan pada disabilitas dan kaum rentan.
Baca juga: BPBL Batam Panen Rumput Laut Kelompok Budidaya di Karimun
Pada aspek aksesibilitas fisik, BPBL Batam telah memiliki jalur pemandu (guiding blok); jalan landai; area ramah anak; ruang tunggu dan area prioritas untuk disabilitas. Ade menjelaskan pihaknya akan menambah layanan aksesibilitas dengan menyediakan ruang tenang dan area parkir khusus untuk disabilitas.
Untuk aspek akseibilitas informasi dan komunikasi, Ade mengatakan BPBL Batam telah menyediakan rambu pebagai penanda pelayanan khusus untu disabilitas. Seperti tempat khusus untuk disabilitas di uang tunggu dan tempat ramah anak. Area toilet di BPBL Batam juga terpasang penanda untuk disabilitas.
Selanjutnya pada aspek akomodasi yang layak, BPBL Batam memberikan antrean prioritas bagi disabilitas. BPBL Batam juga menyediakan layanan fleksibel untuk kegiatan tertentu di luar hari kerja.
“Kami berharap dapat memberikan layanan lebih banyak lagi, sesuai indikator pada aspek pelayanan inklusif ini,” kata Ade.
Lebih lanjut, untuk aspek sumber daya manusia (SDM) di BPBL Batam, pihaknya telah menggelar pelatihan sensitivitas disabilitas. Pelatihan ini berisi materi pengetahuan seputar disabilitas. Tidak hanya pegawai BPBL Batam, pelatihan ini juga melibatkan masyarakat, akademisi, mahasiswa, dan stakeholder terkait.
Pelibatan masyarakat secara luas, kata Ade, menjadi penting agar dapat memberikan pelayanan, bersikap benar dan tepat pada disabilitas.
Terkait dengan pelatihan sensitivitas disabilitas ini sendiri, para peserta tidak hanya mendapat materi tentang disabilitas, tapi juga berdiskusi langsung dengan pemateri. Informasi tentang adanya beasiswa khusus bagi disabilitas, disabilitas yang berhasil membangun karir hingga menjadi ASN dan hal lainnya juga mengemuka dalam pelatihan ini.
Lebih jauh, Ade berharap layanan inklusif yang mulai diterapkan di BPBL Batam ini dapat memudahkan semua pihak, khususnya disabilitas. Perbaikan pelayanan ini menjadi inspirasi juga bagi masyarakat untuk ambil bagian dalam memberikan kenyamanan bagi satu dengan lainnya.